Meramal Masa Depan Cara Berjualan Properti

marketeers article
Real estate website mock up on laptop screen, tablet and smartphone

Pandemi COVID-19 di Indonesia telah terbukti mengubah perilaku belanja masyarakat di semua sektor industri, bahkan properti. Jika biasanya pembelian properti dilakukan secara tatap muka, penjualan properti mengalami perubahan akibat adanya aturan pembatasan sosial untuk memutus rantai penularan virus.

Sejumlah pelaku industri properti melakukan perubahan ekstrim untuk tetap menjalankan penjualannya. Kanal digital menjadi pilihan banyak pelaku industri ini untuk terus menggenjot penjualannya.

Chong Ming Hwee, CEO 99 Group Indonesia di acara Industry Rountable Surviving the Covid-19, Preparing the Post, Jumat (29/05/2020) meramalkan setidaknya akan ada tujuh cara baru untuk menjual properti. Di antaranya adalah 360 derajat dan VR Tours, Webinar, Artikel, KPR Simulations, Live Chat, Flash Sales, dan Booking Online.

“Selama COVID-19, pasar properti mengalami gejolak. Ini dikarenakan oleh pandemi yang mempengaruhi ekonomi secara luas. Akibatnya, perilaku konsumen berubah dan pelaku industri harus berinovasi. Namun, inovasi tidak hanya harus dipikirkan, tapi harus dilakukan,” jelas Ming.

Hal ini diperkuat dengan kecenderungan konsumen properti dalam memanfaatkan kanal digital untuk mencari tahu informasi mengenai produk, pengembang, dan harga. Ming mengungkapkan, hingga Mei 2020, pencarian kata kunci rumah dijual meningkat hingga 48%.

Jika ditilik lebih lanjut, menurut data Rumah123. com, setidaknya ada 62% masyarakat di Jabodetabek masih mencari properti. Sebanyak 66% bagian dari mereka berada di rentang umur 21-40 tahun dan 26% di antaranya mencari properti seharga Rp 1-2 miiar Rp 250-500 juta.

“Uniknya meskipun sedang berada di masa krisis, 47% calon pembeli properti memiliki kesiapan untuk membayar,” kata Ming.

Dari minat pembeli properti yang masih cenderung tinggi, Ming menegaskan bahwa ekspektasi kanal penjualan yang lebih aman juga terjadi di kalangan konsumen industri ini. Selama pandemi, 65% konsumen masih merasa takut untuk berinteraksi secara langsung, sementara terobosan pengenalan properti lewat teknologi foto 360 derajat dan VR berhasil memuaskan 96% pembeli properti.

“Inilah mengapa nantinya penjualan melalui portal-portal properti, media sosial, aplikasi, hingga teknologi seperti VR dan hingga online property expo akan menjadi pasar ini. Yang pasti, pelaku industri harus bersiap dan benar-benar mewujudkan inovasinya untuk memenuhi ekspektasi konsumen,” tutup Ming.

Editor: Sigit Kurniawan

Related