Merebut Momentum Positif Pertumbuhan Industri Pertanian selama Pandemi

marketeers article
Farmers grow rice in the rainy season. They were soaked with water and mud to be prepared for planting. Farmer in thailand.

Mencari peluang di tengah situasi sulit menjadi salah satu strategi yang harus dilakukan para pemain di berbagai industri. Tidak terkecuali bagi para pelaku di industri pertanian. Selama pandemi berlangsung, hal itulah yang menjadi penyelamat bahkan pendorong pertumbuhan pertanian Indonesia.

Berdasarkan data yang dihimpun Direktorat Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, pertanian Indonesia terus tumbuh. Produk ekspor pertanian Indonesia meningkat signifikan dua sampai tiga digit. Hal ini menunjukkan bahwa pasar ekspor masih memiliki potensi untuk terus berkembang positif.

Produk ekspor yang menunjukkan pertumbuhan hingga tiga digit adalah kelapa dengan kenaikan mencapai 189,19%, buah-buahan 134,49%, dan kayu manis 107,32%. Namun, pertumbuhan lain seperti sayuran juga baik dengan 68,89% dan rempah seperti kapulaga meningkat 96,54%.

Meski mengalami peningkatan, masih banyak isu yang menjadi tantangan untuk perdagangan produk pertanian. Beberapa di antaranya adalah continuity dan delivery serta persoalan lingkungan.

“Ini menjadi hal penting yang perlu diperhatikan produsen dan eksportir. Karena, target pasar Indonesia banyak diisi negara yang memerhatikan sertifikasi organik, sustainablity, traceability, transparansi, hingga hilirisasi,” ujar Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Republik Indonesia Kasan dalam acara Government RoundTable Series 02 COVID-19: New Next & Post bertajuk Pemulihan Ekonomi di Sektor Pertanian, Senin (19/10/2020)

Di sisi lain, ada tantangan yang harus dihadapi oleh para pemain. Tantangan yang harus dihadapi industri pertanian adalah biaya logistik yang tinggi. Biasanya hal ini dikarenakan tidak adanya penerbangan ke negara tujuan. Sementara produk lokal sendiri masih banyak digantikan produk impor.

“Untuk menghadapi hal ini, produsen harus pandai dan cermat dalam melihat perkembangan produk yang tumbuh positif. Komoditas pertanian sendiri bersifat market oriented, petani pun dituntut untuk mampu membaca peluang pasar dan menyesuaikan tren serta preferensi konsumen yang dapat cepat berubah,” tutur Kasan.

Menjawab tantangan ini, pemerintah pun menghadirkan strategi yang bisa membantu meningkatkan ekspor produk pertanian. Mulai dari fokus pada produk dan pasar, memberikan relaksasi ekspor dan impor untuk tujuan ekspor, meningkatkan daya saing produk, memperkuat akses pasar, penguatan UKM berorientasi ekspor, hingga optimalisasi e-commerce.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related