PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) hingga akhir Maret 2025 membukukan kinerja produk cicil emas sebesar Rp 7,37 triliun. Perseroan meraih kenaikan transaksi sebesar 168,64% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Anton Sukarna, Direktur Sales & Distribution BSI menjelaskan kinerja impresif produk Cicil Emas (Cilem) BSI tersebut terdorong oleh harga emas yang konsisten naik, dan respons positif masyarakat untuk berinvestasi melalui instrumen emas logam mulia.
BACA JUGA: Naik 11,79%, BSI Salurkan Kredit untuk UKM Senilai Rp 21,37 Triliun
Dia menyebut masyarakat membeli emas sebagai salah satu pilihan investasi safe haven di tengah kondisi ekonomi yang menantang saat ini. Di sisi lain, dengan produk BSI Cicil Emas, nasabah bisa memiliki emas untuk kebutuhan harga saat ini sehingga makin memudahkan kepemilikan emas logam mulia bagi masyarakat.
“Di BSI sendiri, masyarakat bisa cicil emas dengan mekanisme cicilan sesuai nominal dan jangka waktu yang diinginkan, artinya sangat mudah tapi memberikan manfaat untuk persiapan kebutuhan di masa mendatang. Apalagi untuk kebutuhan krusial di kurun waktu 3-5 tahun mendatang. Seperti kebutuhan biaya pendidikan anak, biaya pelunasan haji, biaya pernikahan dan kebutuhan lainnya,” ujar Anton melalui keterangan resmi, Rabu (16/4/2025).
BACA JUGA: Jadi Bank Bulion, BSI Gunakan Emas sebagai New Game Changer
Selain Cicil Emas, saat ini portofolio bisnis emas BSI melesat tajam. Pada periode yang sama, pembiayaan emas BSI secara total, yaitu Cicil Emas dan Gadai Emas mencapai Rp 14,33 triliun atau naik hampir 82% secara tahunan, sedangkan untuk Gadai Emas nilainya mencapai Rp 6,96 triliun atau bertumbuh 35,65% secara tahunan.
Anton menjelaskan pertumbuhan itu didukung pula proyeksi harga emas yang dalam jangka menengah maupun panjang masih meningkat terutama di tengah kondisi ekonomi global yang masih menantang.
Secara jangka menengah harga emas diproyeksi naik hingga US$ 3.200 per troy ounce, bahkan bisa mencapai US$ 4.500 per troy ounce pada penghujung 2025. Anton juga mengatakan peningkatan kinerja kedua produk bisnis emas tersebut tak terlepas dari transaksi yang aman, mudah dan tidak perlu antre di BSI.
Oleh karena itu, fenomena membeli emas sebagai pilihan investasi harus terus didukung agar semakin banyak masyarakat yang paham bahwa seluruh kalangan bisa berinvestasi dengan aman lewat emas.
“Apabila masyarakat juga membutuhkan uang dalam waktu cepat, kami sarankan untuk tidak djual emasnya, tetapi cukup digadaikan saja agar emas yang ada bisa tetap dimiliki. BSI Gadai Emas memiliki keunggulan proses yang mudah dan cepat, Taksiran Emas Tinggi dan Biaya Lebih Murah. Jika sudah memiliki dana, emas yang digadaikan bisa dilunasi dan dimiliki kembali oleh nasabah,” katanya.
BSI terus memberikan edukasi dan literasi kepada masyarakat dari berbagai kalangan dan generasi untuk memulai berinvestasi aman dan menguntungkan melalui instrumen emas. Anton menambahkan emas pun menjadi jawaban bagi masyarakat di tengah maraknya kejahatan yang mengatasnamakan investasi menjanjikan.
Emas menjadi instrumen yang lebih aman untuk kebutuhan masa mendatang. Untuk mengoptimalkan bisnis emas, BSI saat ini memiliki lebih dari 100.000 BSI Agen di seluruh penjuru Indonesia yang siap mengedukasi investasi emas kepada masyarakat.
Masyarakat pun bisa dengan mudah mengakses produk bisnis emas BSI melalui SuperApp BYOND di mana pun dan kapan pun.
“Berbagai kemudahan cicil emas dan gadai emas di BSI antara lain dapat diakses secara offline di kantor cabang BSI serta secara online melalui BYOND by BSI. Untuk Investasi bisa melalui produk BSI Cicil Emas serta untuk kebutuhan dana tiba-tiba bisa memanfaatkan layanan BSI Gadai Emas,” tutur Anton.
Editor: Ranto Rajagukguk