Meski Kritis, Konsumen Produk Keuangan Masih Harus Diedukasi Agar Bertanggung Jawab

marketeers article
Edukasi literasi keuangan (Ilustrasi: 123RF)

Tren belanja online tengah menyelimuti konsumen muda Tanah Air. Meski konsumen yang mayoritas datang dari Gen Y dan Gen Z ini terkenal sebagai konsumen yang kompleks dan kritis, namun mereka masih sangat membutuhkan edukasi agar dapat bertanggung jawab terhadap aktivitas keuangan mereka. 

Melihat hasil riset yang dikeluarkan oleh Katadata Insight Center bersama perusahaan financial technology (fintech) Kredivo, tren belanja online banyak terjadi di segmen anak muda, khususnya dari konsumen laki-laki sepanjang tahun 2021. 

Data menunjukkan, proporsi jumlah transaksi yang dilakukan oleh konsumen laki-laki mencapai 62% sementara perempuan hanya 38%. Secara total nilai transaksi, konsumen laki-laki juga mendominasi di angka 64%. Berbeda signifikan jika dibandingkan dengan nilai transaksi perempuan yang hanya mencapai 36%.

Riset menemukan bahwa tren ini telah terjadi sejak tahun 2020 dengan angka persentase yang mengalami peningkatan. Peningkatan ini didorong oleh dua hal. Selain karena platform e-commerce yang sudah semakin menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat, kehadiran berbagai metode pembayaran digital juga makin memberikan kemudahan untuk membentuk kebiasaan berbelanja online. 

“Pandemi membuat perkembangan bank digital menjadi sangat cepat. Di Indonesia, penggunaan bank digital menjadi salah satu yang terbanyak di wilayah Asia-Pasifik, khususnya sejak tahun 2021 yang ditandai dengan semakin banyaknya bank digital baru yang hadir dengan beragam inovasi,” ujar Hilda Limyanton, Head of Funding Product and Digital Marketing PT Bank KEB Hana Indonesia (LINE Bank by Hana Bank) saat bertandang ke Marketeers TV Studio beberapa waktu lalu. 

Hilda menilai, kemudahan regulasi dan penerimaan masyarakat terhadap bank digital membuat ekosistem ini kian berkembang. Kehadiran pendemi pun membuat masyarakat terdorong untuk beralih dari transaksi tunai ke transaksi non tunai atau online, baik melalui bank transfer, QRIS, kartu kredit/debit atau pun transaksi secara digital. 

Tren ini pun berlanjut dan tidak terjadi penurunan di masa pascapandemi lantaran konsumen merasa layanan yang ditawarkan oleh para pemain memberikan keuntungan bagi mereka. 

Meski begitu, literasi keuangan dan akses internet yang belum merata menjadi tantangan di industri ini. Para pemain di berbagai sektor pun gencar melakukan edukasi dan mendukung perkembangan ekosistem industri. 

“Kami selalu mengkomunikasikan kepada nasabah dan masyarakat agar mengelola keungan mereka secara bertanggung jawab. Baik dari sisi membangun kebiasaan menabung hingga jika memiliki pinjaman, mereka harus memiliki pinjaman yang bertanggung jawab,” ungkap Hilda. 

Komunikasi edukatif ini dilakukan oleh LINE Bank by Hana Bank melalui pengerahan content marketing di berbagai kanal komunikasi. Content marketing umumnya digunakan oleh para merek untuk mengedukasi, menginspirasi, hingga memberikan hiburan ke para audiens.

Pendekatan ini dilakukan perusahaan untuk mendekati konsumen yang kian tidak nyaman dengan pendekatan hard selling. Artinya, content marketing menjadi pendekatan yang sangat soft bahkan hampir tidak ada unsur “menjual” dari para merek tersebut. 

Dalam hal ini, LINE Bank by Hana Bank memanfaatkan berbagai kanal media sosial, seperti penggunaan Instagram, TikTok, hingga email marketing melalui program Newsletter. Tak sendirian, LINE Bank juga menggandeng para influencer untuk mengamplifikasi strategi komunikasi mereka.  

“Kami terus mengkomunikasikan soal literasi ini melalui pendekatan content marketing. Melalui TikTok, Instagram dan media sosial lain, kami membuat konten terkait tips keuangan. Kami juga menggandeng beberapa influencer yang dapat memberikan edukasi terkait literasi keuangan ke audiens mereka,” lanjut Hilda. 

Strategi bisnis

LINE Bank by Hana Bank mulai beroperasi di Indonesia pada Kamis, 10 Juni 2021. Bank ini masuk ke dalam lini bisnis LINE Financial Asia. Indonesia menjadi pasar ketiga dari kolaborasi bisnis ini beroperasi. Sementara ini, LINE Bank by Hana Bank menawarkan layanan perbankan dasar, seperti tabungan, kartu debit, deposito, pembayaran digital, serta produk pinjaman yang diluncurkan tahun ini. 

Di LINE Bank by Hana Bank, kami terus berusaha mendengarkan nasabah terkait produk yang mereka inginkan, atau layanan yang apa yang masih kurang yang konsumen cari. 

Di kesempatan berbeda, Jong Jin Park, Direktur Utama PT Bank KEB Hana Indonesia mengatakan potensi perbankan di Indonesia sangat besar. Masyarakat mengalami banyak perubahan perilaku setelah pandemi, yaitu semakin bergantung pada layanan digital. Termasuk keuangan.

“Kehadiran LINE Bank di lanskap industri keuangan di Indonesia akan melengkapi layanan perbankan digital yang nyaman dan mudah. Kami menggabungkan layanan keuangan dan teknologi untuk menghadirkan produk keuangan dan layanan fintech yang terpersonalisasi,” paparnya.

Lebih dari itu, layanan LINE Bank by Hana Bank hadir dengan konsep pengelolaan keuangan untuk nasabah. Dari sini, perusahaan menyediakan fitur tabungan yang memungkinkan nasabah membuka sampai delapan rekening. 

“Hal ini ditujukan agar nasabah bisa membuat pos atau manajemen keuangannya sendiri. Kami juga menyediakan kartu debit untuk transaksi non tunai, dan produk pinjaman yang dapat dipantau limit pinjamannya dalam 60 detik,” tambah Hilda. 

Ke depan, perusahaan akan terus berusaha untuk dekat dengan nasabah melalui beragam program dan pendekatan. Termasuk pula upaya perusahaan dalam mendengar masukan dari para nasabah. 

Program edukasi terkait literasi dan konsumsi yang bertanggung jawab juga akan diteruskan. Bahkan, perusahaan akan semakin gencar mengerahkan strategi komunikasinya. 

“Terakhir, saya berharap masyarakat sudah melakukan kebiasaan baik terhadap aktivitas keuangan mereka. Ingat, punya penghasilan harus disisihkan untuk ditabung. Jika pun harus memiliki pinjaman, lakukanlah secara bertanggung jawab, jangan sampai istilah ‘besar pasak daripada tiang’ justru terjadi di diri Anda,” tutup Hilda. 

Related