Meta, induk Facebook dan Instagram, memperkenalkan seperangkat alat berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk membantu pengiklan meningkatkan kinerja kampanye mereka di platformnya.
Alat-alat ini, yang sedang diuji coba oleh pengiklan global dalam beberapa pekan ke depan, menawarkan panduan praktik terbaik, optimisasi AI secara default, serta otomatisasi dalam proses seperti generasi prospek (lead generation).
Langkah ini diharapkan dapat membuat iklan lebih efisien dan efektif, meski menuai kritik terkait risiko kehilangan kendali kreatif. Salah satu fitur unggulan adalah Opportunity Score, sistem penilaian yang memberi skor 0-100 pada kampanye iklan berdasarkan kesesuaian dengan praktik terbaik Meta.
Pengiklan dapat menggunakan rekomendasi dari Meta untuk meningkatkan skor hampir secara real-time, termasuk saran penggunaan optimal AI. Skor tinggi menandakan kampanye telah memenuhi standar Meta.
Nicola Mendelsohn, Kepala Bisnis Global Meta mengungkapkan dalam uji coba awal, pengiklan yang mengikuti rekomendasi Opportunity Score mengalami penurunan biaya per hasil (cost per result) sebesar 5%.
Meta juga mengembangkan varian baru bernama Advantage+ sales, yang akan mengaktifkan optimisasi AI secara otomatis untuk kampanye penjualan, instalasi aplikasi, atau generasi prospek. Sebelumnya, Meta telah meluncurkan Advantage+ shopping campaigns pada 2022, yang menggunakan AI untuk membuat iklan secara otomatis.
BACA JUGA: Alasan di Balik PHK Massal Meta, Berbenah atau Menghemat?
Varian ini disebut tumbuh 70% dalam pendapatan pada kuartal IV 2023 dibanding tahun sebelumnya. Selain itu, Advantage+ leads campaigns diperkenalkan untuk membantu pengiklan menghasilkan prospek berkualitas tinggi melalui AI.
Meski menjanjikan, langkah Meta mengotomatisasi sebagian besar proses pembuatan iklan menuai kritik. Sejumlah pengiklan mengkhawatirkan hilangnya kendali atas penempatan iklan dan aset kreatif, serta potensi banjir iklan berkualitas rendah jika alat ini tidak dikelola dengan baik.
Menanggapi hal ini, Mendelsohn menegaskan bahwa Meta tidak memaksa pengiklan menggunakan fitur otomatisasi.
“Kami ingin memberi kekuatan di tangan pengiklan. Jika tidak ingin menggunakan rekomendasi atau alat ini, mereka bisa menonaktifkannya,” ujarnya dikutip dari CampaignAsia, Senin (10/2/2025).
Peluncuran alat ini dinilai penting bagi Meta di kawasan Asia-Pasifik (APAC). Studi internal Meta menunjukkan bahwa alat iklan berbasis AI mereka menghasilkan return on spend (ROAS) lebih dari empat kali lipat bagi pengiklan di wilayah ini.
BACA JUGA: Tak Cuma WhatsApp, Begini Cara Pakai Meta AI di Instagram
“Hampir semua pengiklan kami telah menggunakan setidaknya satu alat AI kami, dan adopsi Advantage+ shopping campaigns terus meningkat,” ucap Mendelsohn.
Meta menyatakan bahwa pembelajaran selama dua tahun terakhir membuat alat ini kini relevan untuk semua jenis pengiklan, bukan hanya yang berfokus pada kinerja. Perubahan nama menjadi Advantage+ bertujuan mengajak lebih banyak pelaku usaha memanfaatkannya.
Dengan dukungan AI, Meta optimistis dapat membantu pengiklan mencapai target bisnis sambil menjaga kualitas kreatif dan kontrol sesuai kebutuhan. Kehadiran alat ini menandai babak baru dalam evolusi periklanan digital, yang mana AI tidak hanya menjadi pelengkap, tetapi inti dari strategi optimisasi.
Bagi pengiklan, tantangannya adalah menyeimbangkan antara efisiensi berbasis automasi dan menjaga keunikan kreativitas dalam kampanye mereka.
Editor: Ranto Rajagukguk