Milenial Sulit Beli Rumah di Jakarta, Ini Alasannya

marketeers article
Red real estate sign near house outdoors on sunny day

Perusahaan konsultan properti PT Colliers International Indonesia mengungkapkan alasan kaum milenial di kota-kota besar, khususnya DKI Jakarta sulit membeli rumah. Alasannya, dengan mobilitas tinggi dan pekerjaan yang kerap berpindah-pindah membuat para pemuda cenderung memilih menyewa apartemen.

Director Advisory Sales Colliers Indonesia Monica Koesnovagril mengatakan, milenial cenderung dituntut hidup serba cepat dan praktis. Sehingga, mereka lebih memilih tinggal di tempat-tempat yang dekat dengan tempat kerjanya.

Tak hanya itu, Monica menyebut, alasan lain pemuda sulit membeli rumah karena cenderung memilih rumah yang harganya di bawah Rp 1,5 miliar karena penghasilannya yang di bawah Rp 10 juta. “Keluarga muda biasanya masih mencari rumah yang harganya Rp 1,5 miliar atau yang masih terjangkau,” kata Monica dalam dialog daring di Jakarta, Rabu (5/1/2022).

Berdasarkan data Colliers, milenial memilih sewa apartemen karena dekat dengan kantor. Terlebih, dengan gaya milenial yang serba cepat atau instan. Alasan kedua adalah kemudahan transportasi. Monica mengatakan, milenial mencari apartemen yang dekat dengan akses transportasi seperti MRT. Transportasi ini mendukung mobilitas milenial saat menjalankan semua aktivitasnya.

“Jadi, tidak mau lama-lama di jalan, mereka prefer apartemen tapi tidak mau beli. Mereka maunya sewa. Alasannya, kalau bosan, mereka bisa pindah lagi cari apartemen lain sampai mereka merasa mapan untuk beli,” ujarnya.

Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Senior Associate Director Research Colliers Indonesia Ferry Salanto menjelaskan perilaku milenial yang lebih memilih sewa apartemen menjadi tantangan untuk pengembang properti. Sebab, biasanya pengembang membangun apartemen untuk dijual.

Sedangkan pangsa pasarnya sebagian besar merupakan milenal dan anak muda. Mereka cenderung memilih untuk sewa. Sehingga diperlukan strategi bisnis khusus untuk menangkap peluang tersebut. Kecenderungan ini yang sebaiknya diperhatikan oleh para pengembang. Pengembang bisa secara kreatif menggelar aneka program pelanggan yang relevan.

“Jadi, pemerintah daerah bisa memanfaatkan lahan kosongnya untuk mengakomodir kebutuhan mereka yang cenderung memilih sistem sewa. Soalnya mereka tidak mau terikat pada tempat tinggal di satu tempat,” ujarnya.

Editor: Sigit Kurniawan

Related