Mirae Asset Prediksi IHSG Bertahan di Tengah Berbagai Tekanan

marketeers article
Sumber: 123RF

PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, perusahaan efek anak usaha Mirae Asset Securities Co. Ltd memprediksi perekonomian nasional akan membaik. Selain itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga akan bertahan di tengah ancaman inflasi yang melambung serta rezim pengetatan moneter yang mengarah pada tren penaikan suku bunga global.

Hariyanto Wijaya, Head of Research Mirae Asset Sekuritas mengatakan perekonomian nasional dan pasar saham masih akan bertahan. Padahal, saat ini inflasi sedang mengalami kenaikan. Suku bunga pun turut naik oleh bank sentral negara-negara di dunia.

“Hal inilah yang membuat tim riset Mirae Asset Sekuritas memasukkan saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) ke stock picks saham Juli. IHSG akhir tahunnya diprediksi berada di angka 7.400,” ujar Hariyanto dalam acara Media Day: July by Mirae Asset Sekuritas, Selasa (12/07/22).

Hariyanto mengatakan 7.400 adalah skenario dasar IHSG (base scenario). Selanjutnya, scenario optimistis (bullish scenario) untuk IHSG hingga akhir tahun adalah 7.800 dan skenario pesimistis (bear scenario) adalah 6.100.

Menurutnya, ekonomi Indonesia akan mampu bertahan di tengah guncangan ekonomi global. Sebab, fundamental Indonesia masih sangat baik, sehingga IHSG tidak akan banyak terbebani oleh koreksi pasar saham Amerika Serikat (AS) yang saat ini sedang dalam tren koreksi atau bearish.

Tidak hanya ICBP dan UNVR saja, PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT United Tractor Tbk (UNTR), PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) dan PT Indofood Sukses Makmur (INDF) juga masuk ke dalam stock pick Hariyanto dan Tim Riset Mirae Asset Sekuritas.

Pada kesempatan yang sama, Rully Arya Wisnubroto, Ekonom Mirae Asset Sekuritas menilai suku bunga bank-bank sentral di dunia akan tercapai oleh aksi bank sentral AS, yaitu Federal Reserve (The Fed) yang sudah menaikkan suku bunga acuannya, yakni Fed Fund Rate (FFR) sebanyak tiga kali. Sepanjang tahun The Fed sudah menaikkan FFR sebanyak 150 basis poin.

“Tahun ini, kami memprediksi suku bunga FFR akan dinaikkan hingga 3,4%, sejalan dengan prediksi pelaku pasar global. Selain itu, kami juga memprediksi tahun depan ada nada resesi di AS sebagai dampak dari pengetatan moneternya tahun ini. Di Indonesia sendiri, perekonomian masih akan ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan investasi,” ucap Rully.

Selanjutnya, Juan Harahap, Research Analyst Mirae Asset Sekuritas menilai dengan tren laju investasi yang bertambah cepat dan usaha bank sentral untuk meredamnya dengan menekan suku bunga sudah berdampak pada nilai tukar rupiah. Menurutnya, tekanan rupiah tersebut akan menguntungkan bagi perusahaan berorientasi ekspor, terutama eksportir batu bara.

“Faktor rupiah tersebut juga akan ditambah dengan faktor positif dari kenaikan harga baru bara yang kembali menguat. Akan bertahan di kisaran US$ 300.ton dengan faktor utamanya yaitu larangan impor batu bara Rusia oleh negara-negara Eropa,” tutur Juan.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related