MRT Terapkan Value Added Agar Survive dari Krisis

marketeers article
Customer word cloud, business concept

Fenomena COVID-19 memberikan dampak yang besar terhadap sektor transportasi, terutama yang bergerak di layanan publik. Pemain industri ini melaporkan penurunan penumpang yang cukup drastis. Apalagi setelah aturan PSBB diterapkan. Bahkan, di masa new normal ini, sektor transportasi masih harus menghadapi aturan pengurangan kapasitas penumpang agar tidak menimbulkan klaster penularan baru.

William Sabandar, Direktur Utama PT MRT Jakarta mengatakan, kini layanannya harus mematuhi aturan pengurangan 50% penumpang tiap gerbongnya, bahkan lebih dari itu. Selama masa PSBB relaksasi, MRT mengurangi kapasitas per gerbong dari 250 orang menjadi 70 orang per gerbong.

“Jika ada yang bilang MRT selling transportation, tidak salah. Tapi, lebih tepatnya kami menawarkan gaya hidup baru,” katanya di acara Transportation Industry Roundtable, Jumat (19/06/2020).

Menurut William, agar industri transportasi tidak kehilangan pelanggannya, tidak hanya mobilisasi yang ditawarkan, tapi pengalaman sejak penumpang masuk ke stasiun, menaiki trayek transportasi, hingga keluar dari stasiun. Pengalaman ini menjadi nilai tambah yang didapatkan penumpang sekaligus narasi untuk membangun advokasi.

“Hasilnya adalah pembentukan gaya hidup baru yang modern. Selama masa COVID-19, MRT Jakarta menerapkan program BANGKIT, yaitu bersih, aman, go-green, dan kolaborasi,” lanjut William.

Program BANGKIT diimplementasikan dengan memastikan lingkungan stasiun MRT bersih sesuai dengan protokol kesehatan yang ditentukan pemerintah. William menjelaskan bahwa pihaknya bahkan menerapkan aturan cara berdiri baru di dalam gerbong MRT sehingga penumpangnya tidak berinteraksi. Tidak hanya itu, MRT Jakarta juga menerapkan maksimum kapasitas dalam stasiun, sehingga layanannya menjamin keamanan penumpang baik yang ingin menggunakan MRT atau mengunjungi ritel yang ada di stasiun MRT.

Lebih lanjut, kolaborasi dengan ritel juga menjadi value added lain yang ditawarkan kepada pengguna MRT. Ritel dianggap dapat menghadirkan narasi layanan gaya hidup yang terintegrasi dengan layanan transportasi.

“Nilai tambah ini yang akan kita bangun untuk menghadirkan sebuah layanan gaya hidup baru yang terintegrasi, aman, nyaman, bersih, dan mendukung go-green. Ke depannya, tentu tidak hanya MRT, tapi kolaborasi layanan transportasi publik yang saling berkolaborasi agar gaya hidup baru ini dapat diterapkan di berbagai lini,” tutup William.

Editor: Eko Adiwaluyo

Related