Mulai Ditinggal Pendengar, Bisnis Radio Tetap Menjanjikan

marketeers article

 

Industri radio di Indonesia saat ini sedang terhempas angin. Dari tahun ke tahun jumlah pendengar radio terus menurun. Tidak berhenti sampai disitu, industri ini juga semakin lama semakin padat dengan pemain-pemain lain. Diperkirakan ada 1500 radio yang memiliki lisensi dan setengahnya tidak memiliki lisensi. 
 
Meskipun begitu, para pelaku industri ini tetap optimis. Seperti yang disampaikan oleh Hario Wijanarko, Direktur MRA Broadcast Media Division. Rasa optimis tersebut yang menjadi landasan bagi dirinya membangun MRA Broadcast Media Division yang membawahi lima radio papan atas Jakarta seperti Hard Rock FM, Trax FM, i-Radio, Cosmopolitan FM, dan Brava Radio.
 
Meskipun industri radio ini sedang menderita karena ditinggalkan oleh pendengarnya, bagi Hario tetap saja industri menarik bagi banyak pemain. Hal ini dibuktikan dengan banyak pemain-pemain baru yang bermain di industri ini. Karena keterbatasan frekuensi radio, para pemain-pemain baru ini tampil dengan manajemen yang lebih segar dan konsep-konsep yang mereka miliki. 
 
“Hampir semua radio menyajikan menu yang sama. Musik, fesyen, gaya hidup dan sebagainya. Mau tidak mau kami harus melakukan inovasi,” kata Hario.
 
Tidak mau terkesan abal-abal, Hario selalu mengingatkan bahwa ini adalah bisnis yang profesional. Ia sadar betul akan kekuatan merek yang telah dibangun dengan nama-nama besar seperti Hard Rock dan Cosmopolitan yang mereka beli lisensinya. Selain kekuatan merek, MRA Broadcast Media Division menyiapkan sebuah tim research & development yang siap memantau seluruh radio di Jakarta selama 24 jam untuk terus mempertahankan posisi MRA Broadcast Media Division sebagai market leader dalam industri ini. 
 
“Kami serius dalam bisnis ini. Kami persiapkan semua baik secara konten, penyiar, tim riset. Kami tidak mau disebut sebagai bisnis yang abal-abal.” tutup Hario.

Related