Musim Dingin Kripto, Indodax: Bursa Perlu Jaga Kepercayaan Nasabah

marketeers article
Investor Kripto Tembus 16 Juta, Indodax: Tahun 2023 Bisa Tembus 20 Juta (FOTO: 123RF)

CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan 2022 adalah tahun market kripto berada dalam fase winter atau musim paceklik berkepanjangan. Pelajaran yang Indodax ambil dari fenomena tahun 2022 adalah setiap exchange atau bursa perlu menjaga kepercayaan member.

“Bisnis exchange sendiri hanya sebagai wadah untuk mempertemukan pembeli dan penjual. Dengan demikian, uang nasabah tidak boleh disentuh sama sekali. Exchange yang tidak menyentuh uang member akan menjadi exchange yang bertahan dan tidak akan mengalami kesulitan likuiditas. Hal ini dibuktikan dengan adanya proof of reserve dan proof of liability yang baik sehingga jika terjadi withdraw oleh para nasabah, exchange akan tetap berjalan secara solid. Indodax adalah exchange yang cukup konservatif dan bisnis kita adalah bisnis spot,” kata Oscar dalam siaran persnya, Jumat (23/12/2022).

BACA JUGA: Dinyatakan Bangkrut, Utang Bursa Kripto FTX Tembus US$ 3 Miliar

Kasus FTX yang terjadi beberapa waktu lalu tentu sangat berpengaruh terhadap pasar kripto pada 2022 yang sedang dalam fase bearish. Sampai saat ini, belum dapat dipastikan lembaga mana saja yang ikut menaruh uangnya di FTX.

“Ini mirip seperti kejadian 2014 silam yang menimpa exchange terbesar saat itu, yaitu Mt Gox. Ketika Mt Gox pailit, banyak bursa lainnya yang ikut terseret karena aset bursa tersebut banyak yang disimpan di situ dan tidak bisa cair dari Mt Gox. Kejadian FTX dan Mt Gox efeknya sistematik dan domino. Saya perkirakan di Q1 dan Q2 2023 kita bisa melihat keseluruhan damage dari FTX ini. Melihat pengaruhnya terhadap bursa kripto, selama bursa kripto tersebut berjalan secara konservatif alias hanya sebagai wadah mempertemukan penjual dan pembeli dan tidak menaruh aset nasabah di tempat lain, maka kasus FTX ini tidak akan begitu berpengaruh terhadap kejatuhan suatu bursa,” ujar Oscar.

Akibat adanya masalah likuiditas pada kasus FTX, mengakibatkan banyaknya exchange mengeluarkan proof of reserve untuk membuktikan exchange tersebut solid. Indodax yang mengklaim sebagai crypto exchange pertama di Indonesia, sudah menampilkan alamat wallet Dompet Bitcoin dan  Etherscan.io-nya agar masyarakat luas bisa mengakses dan melihat reserve Indodax.

BACA JUGA: Digital Rupiah Dirilis, Asosiasi Kripto Sambut Positif

“Kita bisa membuktikan bahwa kita solid. Itu merupakan hal yang penting. Berbicara mengenai proof of liability artinya kita me-matching-kan jumlah deposit member dengan aset yang kita miliki. Kita sedang ke arah proof of liability dan sedang engage ke auditor untuk membantu kami sebagai third party untuk mengevaluasi seluruh sistem Indodax dan memberikan laporan ke publik bahwa Indodax sudah sesuai dengan proof of liability. Jika proof of liability ini sudah beres, kita akan tunjukkan hasilnya dan menjadi satu satunya exchange yang mengeluarkan proof of reserve dan proof of liability,” tutur Oscar.

Tidak hanya itu, mengenai market yang mengalami fase bearish pada tahun 2022, Oscar berpendapat dilihat secara historikal, momen kripto yang turun adalah masa-masa yang tepat untuk mengakumulasikan kripto dan untuk dijual nantinya ketika harga naik. Oscar juga mengajak para trader kripto untuk mulai mengakumulasi kripto dengan dollar cost averaging pada masa sebelum halving sebagai waktu paling tepat untuk membeli kripto karena ada potensi kenaikan setelah halving Bitcoin yang akan terjadi untuk awal 2024.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related