Naik 117%, Layanan Listrik Hijau PLN Telah Digunakan 7.354 Pelanggan

marketeers article
Pembangkit LIstrik Tenaga Surya (PLTS). Sumber gambar: 123rf

PT PLN (Persero) menyebutkan sepanjang tahun 2024 layanan Green as a Service (GEAS) Renewable Energy Certificate (REC) listrik hijau telah digunakan oleh 7.354 pelanggan. Jumlah tersebut tumbuh 117% dibanding tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) sebanyak 3.378 pelanggan.

Adapun REC adalah salah satu instrumen produk hijau inovasi PLN untuk mempermudah pelanggan dalam mendapatkan pengakuan atas penggunaan energi baru terbarukan (EBT) yang transparan, akuntabel, dan diakui secara internasional. REC PLN memvalidasi bahwa produksi tenaga listrik per Megawatt hour (MWh) yang digunakan pelanggan berasal dari energi listrik hijau yang telah terverifikasi.

BACA JUGA: Program Elektrifikasi Pertanian PLN Tumbuhkan Pendapatan 9,35% pada 2024

Darmwawn Prasodjo, Direktur Utama PLN menjelaskan REC merupakan solusi bagi sektor industri dan bisnis untuk memperoleh listrik hijau yang andal dan terjangkau. Pasalnya, seiring perkembangan zaman, permintaan produk yang dihasilkan melalui energi bersih menjadi faktor penting dalam menjaga daya saing industri.

“Sebagai tulang punggung penyedia EBT nasional, PLN berkomitmen meningkatkan daya saing industri dengan menyediakan layanan listrik hijau yang 100% dipasok oleh pembangkit EBT kami melalui REC. Kami siap melayani kebutuhan listrik hijau untuk sektor bisnis dan industri dengan proses yang mudah dan cepat,” kata Darmawan melalui keterangan resmi, Selasa (28/1/2025).

BACA JUGA: Program Elektrifikasi Pertanian PLN Raih Penghargaan Dunia

Menurutnya, sejak diluncurkan pada tahun 2020, penjualan REC terus mencatatkan pertumbuhan signifikan mencapai 10,99 Terawatt hour (TWh) hingga tahun 2024. Dari total penjualan tersebut, 49% dicapai pada tahun 2024 atau sebesar 5,38 TWh, meningkat dibanding tahun 2023 yang sebesar 3,54 TWh atau mampu tumbuh 52% (yoy).

Hal ini tidak lepas dari makin tingginya minat pelanggan khususnya sektor bisnis dan industri terhadap REC. Darmawan menyebut pelanggan perusahaan kenamaan, seperti Nike, PT Cheil Jedang Indonesia, PT Asahimas Chemical, PT Agincourt Resources, PT Indah Klat Pulp & Paper Tbk, PT Air Liquide Indonesia, PT South Pacific Viscose, PT Sorini Agro Asia Corporindo, PT Smelting, dan PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia menjadi penikmat REC terbesar dengan total kapasitas mencapai 2,81 TWh atau sekitar 52% dari total kapasitas yang digunakan pada tahun 2024.

Tingginya tren minat pelanggan sektor industri dan bisnis terhadap layanan listrik hijau REC pada tahun ini, diprediksi makin meningkat pada tahun berikutnya. Ke depan, makin banyak perusahaan besar, baik dari dalam dan luar negeri, yang memercayakan suplai listrik hijaunya dengan REC PLN.

“Sehingga, kami optimistis layanan listrik hijau ini akan terus tumbuh,” ujarnya.

Darmawan memaparkan saat ini ada delapan pembangkit PLN yang telah menyuplai listrik hijau untuk pelanggan REC. Seluruh pembangkit tersebut, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang, PLTP Ulubelu, PLTP Lahendong, PLTP Ulumbu, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Cirata, PLTA Bakaru, PLTA Orya Genyem, dan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Lambur.

Dia bilang REC memberikan jaminan atas penggunaan EBT secara transparan dan diakui internasional. Sertifikasi REC memastikan listrik yang digunakan pelanggan berasal dari pembangkit EBT atau nonfosil, dengan sistem pelacakan APX Tradable Instrument for Global Renewables (TIGRs) dari Amerika Serikat (AS) yang memastikan sertifikat telah memenuhi standar internasional.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS