PT Kereta Api Indonesia (Persero) sejak Januari hingga April 2025 mencatatkan kenaikan jumlah pelanggan angkutan retail sebesar 17% dibandingkan periode sama tahun lalu. Adapun jumlah pelanggan angkutan retail pada periode tersebut sebanyak 77.859 dari tahun sebelumnya 66.654
Pertumbuhan ini juga terlihat pada performa bulanan. Pada April 2025, pelanggan layanan angkutan retail mencapai 17.315 orang, naik dibandingkan April 2024 yang tercatat sebanyak 13.275 pelanggan.
BACA JUGA: Didiek Hartantyo Beberkan Resep Inovasi di KAI
Anne Purba, Vice President Public Relations KAI menjelaskan, peningkatan ini menjadi indikator kuat bahwa kereta api telah menjadi alternatif logistik yang efisien, cepat, dan terjangkau, terutama untuk kebutuhan skala kecil dan menengah.
“Ini bukti bahwa kereta api tidak hanya melayani korporasi besar, tetapi juga mendukung mobilitas logistik rakyat,” ujar Anne melalui keterangan resmi, Kamis (8/5/2025).
BACA JUGA: KAI Tambah 612 Kereta dan 54 Lokomotif Baru Senilai Rp 3,56 Triliun
Peningkatan layanan ini tak lepas dari upaya KAI dalam menata sistem layanan logistik retail agar lebih adaptif. Digitalisasi layanan pemesanan, peningkatan fasilitas di stasiun layanan, serta integrasi dengan mitra logistik lokal turut mendukung pertumbuhan ini.
“Dengan model layanan yang lebih inklusif, kami berharap masyarakat di daerah-daerah, khususnya luar Jawa, semakin mudah mengakses pengiriman barang tanpa harus bergantung pada moda darat yang lebih mahal dan terbatas,” tutur Anne.
Secara keseluruhan, KAI mencatatkan kinerja angkutan barang yang terus meningkat. Selama Januari hingga April 2025, KAI berhasil mengangkut total 21,6 juta ton barang, meningkat 3% dibandingkan periode yang sama tahun 2024 sebesar 21,01 juta ton.
Kontributor utama masih didominasi komoditas batu bara dengan porsi sebesar 83,07% atau sebanyak 17,9 juta ton. Komoditas ini menjadi kunci distribusi energi nasional, khususnya untuk pembangkit listrik di Jawa dan Bali.
“Batu bara yang kami distribusikan sebagian besar dialokasikan untuk kebutuhan pembangkit listrik di Pulau Jawa dan Bali. Ini merupakan kontribusi nyata KAI dalam menjaga pasokan energi nasional agar tetap andal dan berkelanjutan,” ujarnya.
Namun yang tak kalah penting adalah pertumbuhan pada komoditas non-batu bara seperti pupuk, bahan pangan, dan barang industri ringan. Khusus untuk pupuk, tercatat terjadi lonjakan 155% dengan total 9.120 ton pada April 2025 dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 3.570 ton.
Pertumbuhan ini mencerminkan efektivitas kereta api dalam memperkuat mata rantai pasok komoditas strategis masyarakat. Distribusi pupuk dan kebutuhan pertanian yang efisien akan berdampak langsung pada kestabilan harga pangan dan keberlanjutan sektor agrikultur.
KAI akan terus memperluas jangkauan layanan retail, termasuk membuka lebih banyak stasiun sebagai titik layanan angkutan barang. Dengan tarif yang kompetitif, ketepatan waktu, dan keamanan pengiriman, KAI optimis mampu menarik lebih banyak pelanggan dari sektor individu dan UKM.
“Angkutan retail adalah bukti nyata bahwa kereta api hadir untuk semua. Kami percaya, semakin inklusif layanan logistik, semakin cepat pula pertumbuhan ekonomi masyarakat dari akar rumput,” tutur Anne.