Naik 41,88%, Ekspor Indonesia Tembus US$ 231,54 Miliar pada Tahun 2021
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan sepanjang tahun 2021 ekspor komoditas Indonesia naik sebesar 41,88% dibandingkan periode yang sama tahun 2020 (year on year/yoy). Adapun jumlahnya mencapai US$ 231,54 miliar atau setara dengan Rp 3.328 triliun (kurs Rp 14.375 per US$).
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, pada Desember 2021 nilai ekspor mencapai US$ 22,38 miliar atau turun 2,04% dibanding ekspor November 2021. Sementara itu, jika dibandingkan Desember 2020 nilai ekspor naik sebesar 35,30%. Adapun ekspor non-migas Desember 2021 mencapai US$ 21,28 miliar, turun 1,06% dibanding November 2021. Namun, naik 37,13% dibanding ekspor non-migas Desember 2020.
“Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari hingga Desember 2021 mencapai US$ 231,54 miliar atau naik 41,88% dibandingkan periode yang sama tahun 2020. Demikian juga ekspor non-migas mencapai US$ 219,27 miliar atau naik 41,52%,” kata Margo dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Senin (17/1/2022).
Menurut dia, penurunan terbesar ekspor non-migas pada Desember 2021 terhadap November 2021 terjadi pada komoditas bahan bakar mineral sebesar US$ 880,4 juta atau sebesar 21,32%. Sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada lemak dan minyak hewani atau nabati sebesar US$ 428,8 juta setara dengan 16,84%.
Sedangkan tujuan ekspor komoditas non-migas pada Desember 2021 terbesar adalah ke China yaitu US$ 5,10 miliar, disusul Amerika Serikat (AS) US$ 2,64 miliar dan Jepang US$ 1,70 miliar. Ketiga negara menyumbangkan kontribusi ketiganya mencapai 44,34%. Untuk negara lain seperti Asia Tenggara (ASEAN) dan Uni Eropa sebanyak 27 negara masing-masing sebesar US$ 3,93 miliar dan US$ 1,71 miliar.
Di sisi lain, Margo juga menyebut impor yang dilakukan pemerintah sepanjang tahun 2021. Tercatat, impor pada Desember 2021 mencapai US$ 21,36 miliar atau naik 10,51% dibandingkan bulan sebelumnya dan naik 47,93% dibandingkan Desember 2020. Secara terperinci, impor migas Desember 2021 senilai US$3,38 miliar, naik 11,66% dibandingkan November 2021 atau naik 127,95% dibandingkan Desember 2020.
Sedangkan impor non-migas Desember 2021 senilai US$ 17,98 miliar, naik 10,29% dibandingkan November 2021 atau naik 38,78% dibandingkan Desember 2020. “Peningkatan impor golongan barang non-migas terbesar pada Desember 2021 dibandingkan November 2021 adalah mesin, peralatan mekanis, dan bagiannya sebesar US$ 401,5 juta atau 15,24%. Sementara, penurunan terbesar adalah serealia US$ 135,2 juta atau 38,63%,” ujarnya.
Adapun tiga negara pemasok barang impor non-migas terbesar selama Januari hingga Desember 2021 adalah China US$ 55,74 miliar atau 32,66%, Jepang US$ 14,61 miliar setara dengan 8,56%, dan Thailand US$ 9,08 miliar sebesar 5,32%. Impor non-migas dari negara ASEAN senilai US$ 29,31 miliar atau 17,17% dan Uni Eropa US$ 10,97 miliar setara 6,43%.
“Neraca perdagangan Indonesia bulan Desember 2021 mengalami surplus US$ 1,02 miliar terutama berasal dari sektor non-migas US$ 3,30 miliar. Sementara, di sektor migas terjadi defisit US$ 2,28 miliar,” pungkasnya.
Editor: Eko Adiwaluyo