Dalam menghadapi dinamika pasar, brand diharuskan terus naik kelas untuk menjaga relevansi dan daya saing. Namun, Iwan Setiawan, CEO MarkPlus, Inc. dan Marketeers mengingatkan kenaikan kelas sebuah brand memiliki konsekuensi yang harus diperhatikan, termasuk potensi kekosongan pada segmen entry level.
Iwan memberikan contoh evolusi Toyota Innova yang awalnya menjadi produk entry level, namun kini telah bertransformasi menjadi segmen premium dengan harga sekitar Rp 600 jutaan.
BACA JUGA: Perkuat Branding, ParagonCorp Brand Berkolaborasi dengan Transjakarta
“Saat brand naik kelas, cost akan meningkat, dan segmen entry level yang kosong harus segera diisi. Jika tidak, peluang volume pasar di segmen bawah akan hilang,” kata Iwan dalam Kelas Marketeers, di Vertu Harmoni Jakarta, Rabu (22/1/2025).
Iwan menambahkan kekosongan di entry level sering kali diisi dengan produk baru, seperti yang dilakukan Toyota dengan menghadirkan Avanza untuk menggantikan posisi Innova di segmen tersebut. Namun, strategi ini tidak selalu mudah, mengingat setiap brand memiliki batasan dalam menjangkau berbagai segmen.
Menurut Iwan, brand eksisting harus memiliki kemampuan untuk menaungi dua segmen yang berbeda, misalnya melalui sub-brand.
“Jika brand tidak mampu mencakup dua segmen, maka perlu dilakukan penyegaran produk agar tetap relevan di pasar,” ujarnya.
Selain itu, loyalitas konsumen juga menjadi tantangan besar. Iwan menegaskan jika konsumen naik kelas dan menemukan brand yang stagnan, mereka cenderung meninggalkannya.
“Ketika konsumen memiliki daya beli lebih tinggi, mereka seharusnya tetap memilih produk kita. Oleh karena itu, penting untuk tumbuh bersama segmen konsumen tersebut,” ucapnya.
Namun demikian, Iwan juga mengingatkan agar segmen entry level tidak diabaikan. Menurutnya, menjaga keseimbangan antara segmen premium dan entry level adalah kunci keberlanjutan sebuah brand.
“Volume pasar berasal dari segmen yang tidak terlalu mahal. Jadi, entry level tetap wajib diisi agar brand dapat terus menarik konsumen baru,” tambahnya.
BACA JUGA: Pertegas Identitas, Castrol Gaet Iko Uwais sebagai Brand Ambassador
Iwan menutup dengan menekankan pentingnya strategi yang matang, dalam menyusun posisi brand di pasar.
“Brand itu harus berpikir maju dan tidak tanggung. Baik dengan menyasar dua segmen melalui sub-brand atau merevitalisasi produk, semuanya harus disesuaikan dengan kebutuhan pasar,” tutur Iwan.
Editor: Ranto Rajagukguk