Naikkan Alokasi KUR, BRI Bangkitkan UKM di Bali dan Nusa Tenggara

marketeers article

BRI menaikkan alokasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk kawasan Bali dan Nusa Tenggara menjadi Rp 12,3 triliun pada 2022. Angka tersebut mengambil porsi sebesar 4,73 persen dari alokasi KUR dari BRI secara nasional pada tahun yang sama sebesar Rp 260 triliun. Langkah itu dilakukan untuk membangkitkan usaha mikro kecil menengah (UKM) di kawasan Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Angka alokasi KUR dari BRI untuk pelaku usaha di wilayah Bali dan Nusa Tenggara, meningkat hampir sepertiga dari tahun lalu. Data pada tahun 2021 menyebut penyaluran KUR kepada pelaku UKM di wiayah Bali dan Nusa Tenggara mencapai Rp 9,2 triliun. Angka tersebut bahkan melampaui target yang ditetapkan hingga 102,16%.

“Sebanyak 341.390 orang masyarakat di Bali, NTB, dan NTT telah menikmati KUR Mikro BRI sepanjang 2021 dan didominasi sektor produktif sebesar 47 %,” kata Ahmad Solichin Lutfiyanto, Direktur Kepatuhan BRI sekaligus Direktur Pembina BRI Regional Office Denpasar dalam keterangan resminya.

Solichin menyebut kucuran modal yang diberikan BRI melalui alokasi program KUR untuk wilayah Bali dan Nusa Tenggara, menjadi pemicu bagi pelaku UKM untuk mengembangkan bisnisnya selama pandemi. Selain itu BRI juga mendorong para pemilik usaha tersebut agar mampu melakukan transformasi digital untuk membuka peluang pemasaran baru.

Upaya digitalisasi bisa mendorong sebuah UKM di Bali untuk naik kelas, selain melalui dukungan berupa alokasi KUR yang diberikan oleh BRI. Solichin menambahkan berdasar hasil riset BRI Research Institute, digitalisasi bisnis dapat membantu pertumbuhan angka penjualan hingga dua kali lipat dibandingkan sebelumnya.

Contoh pelaku UKM di Bali penerima alokasi KUR dari BRI yang berhasil menerapkan digitalisasi dalam pemasaran produknya adalah Ni Nyoman Indrawati. Pemilik usaha kerajinan patung dan cenderamata berbahan kayu tersebut menggunakan platform marketplace, untuk menjangkau konsumen asal negara lain seperti Malaysia.

“Modal usaha yang kami terima ini sangat bermanfaat dan tentu mendorong kami untuk bisa tetap bertahan serta mengembangkan usaha kerajinan khas Bali hingga ke level internasional,” kata Nyoman. Usaha kerajinan khas Bali miliknya, mampu berkembang setelah menerima pembiayaan berupa alokasi KUR dari BRI yang terakhir mencapai Rp 400 juta.

Tidak hanya memenuhi penyaluran alokasi KUR bagi UKM di wilayah Bali dan Nusa Tenggara, BRI juga membuka peluang dengan mendekatkan para pelaku usaha dengan kompetisi sepak bola nasional. Ajang kompetisi BRI Liga 1 sendiri telah memusatkan pertandingannya di Bali sejak Desember 2021 lalu dan diharapkan meningkatkan geliat ekonomi di kawasan tersebut.

Para pelaku usaha dapat memperluas pangsa pasar dengan mengenalkan produknya, baik secara langsung maupun melalui platform daring. Perhatian besar masyarakat pada kompetisi sepak bola sekelas BRI Liga 1 juga diharapkan membawa multiplier effect bagi pelaku UKM di Bali, termasuk dengan adanya potensi pelanggan baru yang dibawa gelaran tersebut ke Pulau Dewata.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related