Nestlé Indonesia Luncurkan Sedotan Kertas Tekuk Pertama di Dunia

profile photo reporter Ellyta Rahma
EllytaRahma
27 September 2019
marketeers article

Isu kelestarian lingkungan yang semakin marak dibahas di berbagai forum lingkungan maupun masyarakat luas mendorong berbagai lembaga korporasi untuk ikut serta dalam menggalakkan kegiatan kelestarian. Salah satunya dengan menghadirkan berbagai inovasi packaging bersifat biodegradable dan bahan yang mudah di daur ulang. Nestlé Indonesia mewujudkannya dengan menghadirkan sedotan kertas yang bisa ditekuk pertama di dunia.

Sedotan kertas sudah marak digunakan sejak isu sampah sedotan yang menajadi biang kerok kerusakan biota laut sekitar lima tahun ke belakang. Kertas dinilai memiliki ketahanan yang lebih rendah karena dapat hancur lebih cepat ketika di buang ke tanah. Hasilnya, sampah sedotan tidak akan sampai ke laut dan merusak lingkungan.

“Nestlé secara global meluncurkan sedotan kertas pertama di Republik Dominika sebagia pilot project pada awal 2019. Proyek ini berhasil dan diteruskan dengan peluncuran di Brazil dan Malaysia. Dalam proyek tersebut, sedotan masih berbentuk lurus. Nestlé Indonesia jadi yang pertama menghadirkan sedotan kertas yang bisa di tekuk di dunia,” ujar Putut Pramono, Head of Packaging Nestlé Indonesia di Jakarta, Jumat (27/09/2019).

Produk NESCAFÉ Ready-To-Drink menjadi proyek pilot pertama dalam upaya mewujudkan masa depan bebas sampah dari NestléHal ini sejalan dengan misi perusahaan untuk mengajak anak muda Indonesia untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Memperkuat pesan kampanye ini, Nestlé juga memastikan pihaknya tidak mengeksploitasi hutan sebagai sumber kayu bahan baku kertas.

Dijelaskan oleh Putut, Nestlé menggunakan virgin pulp sebagai bahan dari sedotan kertas NESCAFÉVirgin pulp merupakan standar bahan yang dapat digunakan untuk packaging kertas dari makanan dan minuman,

“Kami masih mengimpor virgin pulp dari hutan-hutan tersertifikasi di Finlandia dan negara-negara Skandinavia lain. Di bagian luar packaging juga kami sertakan logo yang menunjukkan bahwa bahan yang digunakan untuk membungkus produk kami berasal dari hutan produksi yang bertanggung jawab dan bebas dari eksploitasi,” tutup Putut.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related