Net Zero Waste Ungkap 10 Besar Produk Penyumbang Sampah Plastik

marketeers article
Ilustrasi sampah plastik. (FOTO: 123RF)

Sampah plastik masih terus menjadi persoalan lingkungan yang perlu mendapat perhatian dari beragam stakeholder. Karenanya, Net Zero Waste Management Consortium pun mengungkap produk yang masuk dalam sepuluh besar penyumbang sampah plastik terbanyak.

Ahmad Syafrudin, Ketua Tim Peneliti Net Zero Waste Management Consortium mengatakan pada daftar sepuluh besar brand yang sampahnya paling banyak ditemukan, laporan Net Zero Waste Management Consortium menyebut porsi terbesar (59.300 buah) adalah serpihan plastik berbagai merek yang sudah tidak bisa diidentifikasi.

BACA JUGA: Kao dan Kemenparekraf Bangun Fasilitas Bank Sampah di Desa Wisata

“Peringkat setelahnya adalah sampah kantong kresek sebanyak 43.957 buah dan di urutan ketiga sampah bungkus Indomie dengan sampah sebanyak 37.548 buah. Lima peringkat setelahnya berturut-turut adalah sampah plastik empat brand minuman populer, yakni AQUA kemasan gelas, botol Sprite, Club kemasan gelas, VIT kemasan gelas dan botol Fanta,” kata Ahmad Syafrudin dalam keterangan pers kepada Marketeers, Jumat (12/1/2024).

Dua peringkat terbawah adalah sampah saset Sunsilk dan bungkus kopi Kapal Api. Secara keseluruhan, sampah kesepuluh merek tersebut mencapai 17% dari total sampah yang berhasil diidentifikasi dalam riset yang digelar oleh Net Zero Waste Management Consortium.

BACA JUGA: Nestlé Indonesia Luncurkan Bangku Daur Ulang dari Plastik Sachet

Di satu sisi, lanjut dia, khusus sampah plastik air mineral, total sampah AQUA gelas, Club gelas dan VIT masih jauh lebih besar dari total serpihan plastik yang berhasil diidentifikasi.

“Sampah kemasan produk konsumen ukuran kecil memang selalu jadi masalah terbesar di setiap tempat pembuangan akhir atau TPA. Meski secara tonase terlihat kalah dari sampah organik rumah tangga, faktanya sampah anorganik seperti kemasan plastik produk konsumen jauh lebih makan tempat dan volumenya selalu besar,” ujar dia.

Menurutnya, laporan ini disusun lewat audit sampah yang menumpuk di enam kota di Indonesia yakni Jakarta, Surabaya dan Medan, Makassar, Samarinda dan Bali. Titik yang diaudit adalah tong sampah, tempat pembuangan sementara (TPS), truk sampah, TPA, badan-badan air, tanah kosong, tepi jalan hingga di pesisir laut.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related