Neurotechnology, Interaksi Teknologi dan Sistem Saraf Manusia

marketeers article
Ilustrasi Neurotechnology. (FOTO: 123rf)

Neurotechnology adalah bidang teknologi yang berfokus pada interaksi antara teknologi dan sistem saraf manusia. Ini merupakan cabang dari ilmu neurosains yang berkembang pesat dan memiliki potensi besar dalam berbagai aplikasi, mulai dari perawatan kesehatan hingga bidang-bidang, seperti komunikasi dan hiburan.

Dilansir dari UNESCO, salah satu aspek utama dari neurotechnology adalah pengembangan perangkat keras dan perangkat lunak yang dapat berinteraksi dengan otak manusia. Misalnya, perangkat elektroensefalogram (EEG) dapat digunakan untuk merekam aktivitas listrik otak dan menganalisisnya bagi berbagai tujuan, termasuk pemahaman lebih dalam tentang gangguan neurologis, seperti epilepsi atau penelitian tentang pola pikir manusia.

Selain itu, neurotechnology juga mencakup pengembangan antarmuka otak-komputer (Brain-Computer Interface/BCI) yang memungkinkan manusia untuk berkomunikasi dengan perangkat elektronik menggunakan pemikiran mereka. Ini memiliki potensi besar dalam membantu individu dengan disabilitas fisik untuk mendapatkan akses ke teknologi dan dunia digital.

BACA JUGA: Usai ASO, Pemerintah Dorong Pemanfaatan Teknologi 5G

Di bidang kesehatan, neurotechnology telah digunakan dalam pengembangan terapi dan perawatan untuk gangguan neurologis seperti Parkinson, Alzheimer, atau cedera otak traumatis. Teknologi ini juga digunakan dalam rehabilitasi pasien dengan gangguan gerakan atau fungsi sensorik.

Selain manfaat di bidang kesehatan, neurotechnology juga memiliki aplikasi dalam bidang pendidikan. Metode pembelajaran berbasis neurotechnology dapat membantu dalam memahami pola belajar individu dan meningkatkan efektivitas pembelajaran. 

Hal ini dapat meningkatkan pembelajaran personal dan membantu siswa dalam mencapai potensi maksimal mereka. Dalam dunia hiburan, neurotechnology juga digunakan untuk menciptakan pengalaman yang lebih mendalam dan immersif. 

Misalnya, headset VR yang berbasis neurotechnology dapat melacak respons otak pengguna untuk menciptakan pengalaman virtual yang lebih realistis. Namun, seperti teknologi lainnya, neurotechnology juga menghadapi tantangan dan pertanyaan etis. 

Penggunaan BCI yang lebih luas, misalnya, dapat menimbulkan isu privasi dan keamanan data otak. Oleh karena itu, perlu ada kerangka kerja regulasi yang jelas untuk mengatur perkembangan dan penggunaan neurotechnology.

BACA JUGA: Google Buat Mikroskop Berteknologi AI, Bantu Dokter Deteksi Kanker

Kesimpulannya, neurotechnology adalah bidang yang menjanjikan dengan potensi besar dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Dengan perkembangan yang terus berlanjut diharapkan lebih banyak inovasi dan penggunaan yang menguntungkan dalam waktu yang akan datang.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related