Nielsen Ungkap 20 Industri dengan Belanja Iklan Tertinggi di Indonesia

marketeers article
Ilustrasi iklan TV (Sumber: 123RF)

Belanja iklan yang dilakukan oleh para merek di Indonesia masih terpantau tinggi. Nielsen mengungkapkan belanja iklan semester pertama tahun 2022 mengalami kenaikan 7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya dengan total belanja iklan mencapai Rp 135 triliun berdasarkan gross rate card. Tak hanya itu, Nielsen Ad Intel juga mencatat 20 sektor industri dengan belanja iklan teratas selama paruh pertama tahun 2022.

Arnaud Frade, Head of Commercial and Growth Nielsen Asia-Pacific melaporkan, untuk dapat bersaing dalam industri yang semakin kompetitif, bisnis memerlukan intelijen periklanan yang andal. Tujuannya untuk mengembangkan strategi media yang efisien dan untuk membentuk keunikan dari pesaingnya.

Peringkat yang dirilis oleh Nielsen ini memberikan gambaran tentang insight untuk meningkatkan strategi iklan bagi para pemasar. Dari isni, Nielsen menyoroti 20 pengiklan teratas dan 20 industri dengan belanja iklan teratas di sepuluh pasar Asia Pasifik: Australia, Anda, Malaysia, Myanmar, Selandia Baru, Filipina, Singapura, Korea Selatan, Taiwan, dan Thailand.

Di Indonesia, industri perangkat kebutuhan kantor, komputer, dan komunikasi menjadi pembelanja iklan tertinggi dengan estimasi spending hingga US$ 1.963 juta. Kedua, industri perlengkapan mandi dan industri kosmetik menyusul dengan perkiraan spending hingga US$ 1.697 juta. Diikuti oleh industri minuman US$ 1,525 juta, industri makanan US$ 1.304 juta, dan industri obat dan farmasi dengan estimasi belanja iklan sebesar US$ 699 juta di posisi kelima.

Nielsen Ad Intelligence Indonesia

Nielsen Ad Intel mengungkap, meskipun peringkat pengiklan bervariasi berdasarkan masing-masing pasar, namun pengiklan terbesar berada dalam kategori barang konsumen, ritel, komunikasi, dan makanan di seluruh pasar yang dilaporkan. Menariknya, di hampir seluruh wilayah Asia Pasifik, pemerintah di seluruh kawasan meningkatkan belanja iklan selama paruh pertama tahun ini.

Di kesempatan terpisah, Hellen Katherina, Direktur Eksekutif Nielsen Indonesia menuturkan TV masih mendominasi dengan porsi belanja iklan sebesar 79,2% atau tumbuh lebih dari 8% dari total belanja iklan mencapai Rp 107,5 triliun. Selanjutnya, diikuti platform digital dengan porsi 15,2%, naik lebih dari 6%, atau belanja iklan mencapai Rp 20,5 triliun.

“Akan tetapi, terjadi kontraksi terjadi pada media cetak dengan penurunan menjadi 4,8% dan radio menjadi 0,3%,” ujar Hellena.
Angka belanja iklan setiap semester memang cenderung mengalami kenaikan, seiring dengan kenaikan angka rate card. Untuk semester pertama 2022 ini, bisa dikatakan bahwa pengiklan sudah mulai menunjukkan rasa percaya diri untuk kembali beriklan.  “Hal ini menunjukkan bahwa industri mulai pulih pascapandemi. Namun, masih ada kehati-hatian untuk meluncurkan produk baru dan juga para pengiklan mulai menggunakan strategi campaign yang lebih pendek untuk tema-tema tertentu,” tutup Hellena.

Related