Nilai Transaksi Bukalapak Tumbuh 130% Sepanjang Tahun 2020

marketeers article

Tahun 2020 menjadi tahun yang panjang dan penuh tantangan, bahkan untuk pelaku e-commerce. Meski pandemi COVID-19 berhasil menjadi katalisator transformasi digital di segala aspek ekonomi, nyatanya e-commerce harus tetap menyusun strategi agar bisnisnya bisa berjalan sekaligus meningkatkan awareness dan advokasi di mata pengguna.

Rachmat Kaimuddin, CEO Bukalapak mengakui dampak pandemi yang cukup kuat dirasakan oleh perusahaannya. Hal ini dikarenakan pandemi memberikan efek buruk terhadap perekonomian, terutama sektor UKM. Sebagai salah satu e-commerce yang fokus sebagai marketplace UKM, Bukalapak menerima banyak laporan bahwa banyak UKM yang mengalami penurunan bisnis akibat pandemi.

“Dampak pandemi terhadap perekonomian memang besar, tapi kami justru melihat peluang besar untuk bangkit, apalagi dengan adanya peningkatan jumlah pengguna internet di Indonesia hingga 37%,” katanya di gelaran Berkembang Bersama Bukalapak di 2021, Rabu (06/01/2021).

Sepanjang tahun, perusahaan pun terus memanfaatkan peluang ini untuk membantu kebangkitan bisnis UKM dan bisnis Bukalapak sendiri. Dari sisi bisnis, tahun lalu, Bukalapak mencatat peningkatan EBITDA sebesar 80%. Peningkatan ini diikuti dengan adanya pertumbuhan pelapak dan mitra hingga 4 juta.

Diklaim oleh Rachmat, Bukalapak juga mencatat peningkatan bisnis pelapak di mitra setelah bergabung ke dalam ekosistemnya dengan angka peningkatan yang berbeda-beda.

Sementara itu, e-commerce ini juga mencatat kenaikan nilai transaksi hingga 130% per Desember 2020 dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019.

“Peningkatan ini didorong dengan pengembangan fitur dan layanan di platform marketplace dan O2O (online to offline) yang efektif. Kami terus berupaya menyesuaikan fitur dan layanan dengan kebutuhan dan permasalahan konsumen,” tambah Rachmat.

Disambung oleh Kurnia Rosyada, VP of Marketplace Bukalapak, sepanjang tahun 2020, e-commerce ini juga mencatat adanya peningkatan transaksi di Bukamall. Fitur ini merupakan cara Bukalapak menjamin keaslian produk dengan menggandeng brand untuk membuka marketplace resminya. Tahun lalu, transaksi Bukamall naik 17% setiap bulannya.

“Kami juga mendorong iklan pelapak lewat program super seller. Dampak program ini sangat besar. Ke depannya, kami akan menerapkan tarif super seller hanya 0,5% agar produk-produk pelapak bisa terus diiklankan,” ungkap Kurnia.

Catatan baik Bukalapak tidak hanya berasal dari inovasi yang dilakukan dari dalam. Perusahaan menyadari peran Mitra Bukalapak dalam peningkatan bisnisnya di tengah pandemi.

Pada tahun 2020, mitra Bukalapak berhasil membantu Bukalapak untuk melakukan penetrasi pasar yang lebih luas. Diungkapkan oleh Howard Gani, CEO Buka Mitra Indonesia, selama pandemi, penerasi warung digital semakin terakselerasi dan konsumen cenderung ketagihan dengan transaksi digital di warung.

“Hal ini dibuktikan dengan peningkatan minat warung untuk bergabung di ekosistem digital Mitra Bukalapak. Kami pun berhasil memperluas distribusi produk grosir ke 28 provinsi di Indonesia melalui kerja sama dengan 300 distributor lokal. Saya kira, hal ini mempermudah warung untuk memenuhi ekspektasi pembelinya sekaligus memperingkas kerja mereka,” tutup Gani.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related