OJK Sebut Penyaluran Kredit Perbankan Naik 5,2% pada Tahun 2021

marketeers article
Stamp printed on the approved loan application approved

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan hingga Desember 2021 penyaluran kredit perbankan naik 5,2% dibandingkan periode yang sama tahun 2020 (year on year/yoy). Angka tersebut mengalami perbaikan dibanding Desember 2020 yang minus 2,41% akibat terpukul pandemi COVID-19.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, stabilitas sektor keuangan dalam kondisi terjaga dengan kinerja industri jasa keuangan yang terus membaik. Hal ini ditunjang oleh kerja pengaturan dan pengawasan serta kebijakan yang solid serta kondisi perekonomian yang mulai membaik.

“Sementara itu, risiko kredit masih terjaga di bawah 5% dengan non-performing loan (NPL) gross 3% atau membaik dibanding 2020 sebesar 3,06%. Rendahnya NPL ditopang kebijakan restrukturisasi kredit yang telah diperpanjang hingga Maret 2023 dengan tetap menekankan prinsip kehati-hatian dalam penerapannya,” kata Wimboh melalui keterangannya, Jumat (21/1/2022).

Menurut dia, hingga November 2021 nilai outstanding restrukturisasi kredit dalam tren melandai dengan nominal mencapai Rp 693,6 triliun yang sebelumnya sempat mencapai Rp 830,5 triliun. Jumlah debitur restrukturisasi juga menurun signifikan dari angka tertingginya 6,8 juta debitur, kini menjadi 4,2 juta debitur.

Dari jumlah tersebut, ujar Wimboh, telah dibentuk pencadangan sebesar 14,85% atau sekitar Rp 103 triliun untuk restrukturisasi COVID-19. Selain itu, kondisi permodalan perbankan sampai Desember 2021 terjaga menguat jauh di atas threshold minimum 12%, yaitu sebesar 25,67% dengan likuiditas yang ample, didukung juga dengan pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 12,21%.

Sedangkan kondisi Pasar Modal telah pulih kembali seperti pada level sebelum masa pandemi yang ditunjukkan dengan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang sudah mencapai level 6.693 pada tanggal 14 Januari 2022. Angka ini jauh di atas IHSG pada masa pandemi, dimulai pada 2 Maret 2020, yakni 5.361,25.

Adapun capaian tersebut merupakan peringkat ke-3 terbaik di Asia. Sedangkan kapitalisasi pasar telah mencapai Rp 8.252 triliun pada 30 Desember 2021, angka ini merupakan yang terbaik kedua di Asia Tenggara (ASEAN) setelah Thailand.

“Investor di pasar modal juga melonjak cukup signifikan menjadi 7,5 juta akhir 2021 lalu, yang naik 93% dibanding 2020, yang lebih dari 80% adalah investor milenial. Penghimpunan dana di pasar modal terus meningkat, mencapai Rp 363,3 triliun, atau naik 206% dari 2020 silam dan menjadi yang terbaik di kawasan Asia Pasifik,” pungkasnya.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related