Optimalkan Layanan, Halodoc Gandeng IDI

marketeers article

Layanan kesehatan terus berkembang mengikuti kemajuan teknologi. Menjadi salah satu platform kesehatan digital, Halodoc kembali menegaskan komitmen mereka untuk meningkatkan layanan kesehatan untuk masyarakat. Kali ini, mereka menggandeng Bidang Riset dan Publikasi Ilmiah Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Kedua pihak sepakat untuk mengembangkan proyek ilmiah, riset, dan inovasi bersama.

“Halodoc memanfaatkan teknologi, data, dan mengidentifikasi pain yang dihadapi masyarakat. Kami berkomitmen untuk menjadi solusi melalui pemanfaatan teknologi digital. Berawal dari fitur chat with doctor di aplikasi Halodoc, kami mengembangkan berbagai inovasi yang memudahkan masyarakat menikmati layanan kesehatan tanpa terbatas ruang dan waktu. Kami percaya, kolaborasi degan IDI ini mampu mendukung terciptanya lebih banyak lagi solusi untuk masyarakat,” dr. Irwan Heriyanto MARS, Chief of Medical Halodoc

Sejak diperkenalkan tiga tahun lalu, Halodoc sudah bermitra dengan lebih dari 1.400 rumah sakit, 20.000 dokter berlisensi, dan 1.300 apotek. Selain itu, menyediakan akses untuk sekitar tujuh juta pengguna aktif di lebih 50 kota di Indonesia. Dengan jaringan kemitraan yang luas, Halodoc optimistis mampu memberikan kontribusi di sektor kesehatan.

Di Indonesia, terdapat lima isu yang menjadi prioritas dalam pembangunan kesehatan lima tahun ke depan yang diidentifikasi dalam Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) 2019. Pada rapat yang juga diprakarsai Kementerian Kesehatan ini menyimpulkan bahwa lima isu tersebut adalah Angka Kematian Ibu (AKI) atau Angka Kematian Neonatal (AKN), stunting, tuberculosis (TBC), Penyakit Tidak Menular (PTM), dan cakupan imunisasi dasar lengkap. Untuk menghadapi tantangan ini, kebijakan pemerintah yang berbasis riset memainkan peran sentral guna menciptakan program-program yang berkesinambungan. 

“Riset di bidang kesehatan pada era digital bisa menjadi insight baru dan menciptakan dampak yang lebih besar bagi masyarakat. Bisa juga berdampak pada layanan akses kesehatan yang semakin cepat dan merata yang ujung-ujungnya adalah demi peningkatan kepuasan konsumen. Selain itu, hasil riset ini diyakini dapat mengakselerasi pengembangan profesi agar institusi pendidikan dokter di Indonesia dapat mengadopsi hasil riset untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” kata dr. Ahmad Hidayat, Sekretaris Bidang Riset dan Publikasi Ilmiah IDI.

Editor: Sigit Kurniawan

 

Related