Optimistis Industri Kulit Indonesia Siap Mengglobal

marketeers article

Industri kulit, alas kaki, dan tekstil merupakan industri padat karya, padat modal, dan padat teknologi. Pengembangan pada ketiga industri tersebut diharapkan dapat berkontribusi dalam peningkatan kinerja perdagangan nasional dan menyejahterakan pelaku usahanya. Untuk mengembangkan dan memajukan ketiga industri tersebut, Indonesia melanjutkan kerja sama dengan pemerintah Italia.

Kelanjutan ini dilakukan melalui penandatangan kesepakatan teknis atau Technical Arrangement kerja sama sektor kulit dan tekstil. “Saya harap melalui penandatanganan Technical Arrangement ini, asosiasi dan para pengusaha Italia dapat menindaklanjuti Technical Arrangement ini dengan menanamkan modalnya di sektor-sektor kulit, alas kaki, dan tekstil di Indonesia,” ujar Menteri Perindustrian Saleh Husin di Milan, Italia, Senin (7/9/2015).

Menurut Saleh Husin, Italia merupakan salah satu contoh negara yang sukses menggerakkan bisnis dari skala usaha kecil dan menengah hingga skala besar, termasuk industri kulit, alas kaki, dan tekstil. Di Italia, industri berbasis kulit sebagian besar berada di daerah Vigenano, Tuskany, dan Marches. Dengan adanya kerja sama ini, Indonesia berusaha  mengikuti kesuksesan  Italia. “Kerja sama ini sekaligus kesempatan kami berguru, berdialog, dan ke depannya menarik investasi dari Italia,” ujar Saleh Husin.

Di Indonesia, ketiga industri ini memiliki potensi yang besar untuk terus bertumbuh. Menilik lebih jauh, produk kulit nasional telah dipasarkan ke berbagai negara tujuan ekspor utama, seperti Amerika Serikat, Belgia, Jerman, Inggris, dan Jepang. Jumlah perusahaan penyamak kulit mencapai 67 buah dengan kapasitas terpasang 250 juta square feet dengan tingkat utilisasi 48% dan tenaga kerja yang diserap 7.230 orang.

Sementara itu, industri alas kaki nasional saat ini berjumlah 394 perusahaan dengan investasi mencapai Rp 11,3 triliun pada 2014 dan menyerap tenaga kerja sekitar 643 ribu orang. Lalu, ekspor industri alas kaki terus meningkat yang mana pada 2014 nilai ekspor produksi alas kaki nasional mencapai US$ 4,11 miliar atau naik 6,44% dari tahun sebelumnya sebesar US$ 3,86 miliar.

Tidak kalah penting dengan industri kulit dan alas kaki, industri tekstil pun memiliki peran sebagai penyumbang devisa dan penyedia sandang nasional. Industri padat karya ini juga telah menyerap tenaga kerja sebesar 10,6% dari total tenaga kerja industri manufaktur.

Editor: Sigit Kurniawan

Related