Pada Masa Krisis Pemain Industri Diharapkan Kreatif dan Inovatif

marketeers article
Oil and Gas plant with shipping loading dock at twilight

Hermawan Kartajaya, Founder dan Chairman MarkPlus, Inc. mengatakan bahwa pada masa krisis seperti saat ini, perusahaan tidak hanya dihadapkan oleh bahaya, tetapi juga peluang.

Pada acara Industry Roundtable: Surviving The COVID-19, Preparing The Post yang diadakan oleh MarkPlus, Inc., Selasa (14/04/2020), para pelaku industri, khususnya industri energi dan migas memerlukan inovasi dan kreativitas agar mampu mengubah tantangan menjadi sebuah peluang.

Ignasius Jonan, Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memaparkan bahwa pada masa seperti ini para pelaku industri energi dapat mulai memperkenalkan sumber energi yang lebih ramah lingkungan.

“Saat pandemi ini selesai, masyarakat akan berfokus pada lingkungan yang lebih sehat karena adanya penurunan emisi karbon. Karena itu, saatnya industri energi dan migas memikirkan cara untuk dapat berkontribusi pada cleaner environment,” ujar Jonan.

Inovasi lainnya adalah dengan melakukan digitalisasi. Di tengah pandemi COVID-19 berbagai layanan online mulai diterapkan oleh berbagai perusahaan untuk memaksimalkan pelayanan serta menjaga customer relationship

Seperti yang dilakukan oleh Pertamina dengan Pertamina Delivery Service (PDS). Melalui PDS, konsumen dapat membeli produk bbm (Pertamax, Pertamax Turbo, Pertamina Dex dan Dexlite), serta LPG Bright Gas, dan Pelumas dengan menghubungi layanan 135 milik Pertamina.

Sedangkan Ahmad Bambang, Mantan Wakil Direktur Utama PT Pertamina mengungkapkan pada masa seperti ini yang harus dilakukan oleh para pelaku industri adalah meningkatkan daya beli masyarakat.

“Ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu membuat harga energi dan migas turun, subsidi pemerintah, serta lingkungan yang lebih bersih,” jelas Ahmad.

Sebagai contoh adalah dengan menghilangkan produk bbm Premium dan menurunkan harga Pertaliteyang dibantu dengan sedikit subsidi dari pemerintah. Subsidi juga dapat dialihkan untuk kompor listrik yang lebih ramah lingkungan.

“Kesempatan ini harus dimanfaatkan oleh berbagai direksi pertamina, PLN, maupun PGN. Jika ketiganya dapat membujuk para pembuat kebijakan, industri energi dan migas di Indonesia akan lebih baik,” tutup Ahmad.

Editor: Ramadhan Triwijanarko

Related