Pandemi COVID-19 Akselerasi Transformasi Digital Jamu IBOE

marketeers article

Pandemi COVID-19 bak morning call bagi bisnis konvensional. Kondisi ini seakan menyadarkan pebisnis jika memanfaatkan kanal offline saja tidak akan cukup untuk menopang keberlangsungan bisnis. Pemanfaatan kanal online diperlukan guna memaksimalkan pertumbuhan bisnis perusahaan.

Hal ini nampak disadari oleh perusahaan jamu yang hadir di Indonesia sejak 110 tahun lalu, Jamu IBOE. Momentum pandemi COVID-19 dimanfaatkan untuk mengakselerasi transformasi digital perusahaan.

“Jika sebelum pandemi kehadiran online hanya sebagai pelengkap atau sekadar ada, sekarang digital marketing menjadi prioritas kami, begitu pun dalam hal distribusi,” ungkap Perry Angglishartono, Product Group Manager PT Jamu IBOE Jaya kepada Marketeers, beberapa waktu lalu.

Photo Credits: Jamu IBOE

Jamu IBOE membentuk tim khusus (online sales team) yang fokus mengembangkan transformasi digital perusahaan di lini penjualan. Tim ini juga menjadi pejuang konten di kanal-kanal digital untuk memasarkan produk Jamu IBOE.

Distribusi Jamu IBOE diperluas dengan menggandeng 15 marketplace. Ragam aktivitas pemasaran daring pun dilakukan, antara lain melalui strategi live-commerce yang belakangan tengah menjadi tren.

Jenis konten disesuaikan dengan karakteristik mayoritas konsumen di setiap platform. “Jadi, memang antar marketplace berbeda. Di Bukalapak, kita tidak bisa terlalu serius. Hard selling justru menjadi strategi yang jitu di Bukalapak. Sementara, markeplace Shopee dan Tokopedia justru berbeda. Konsumen mereka tidak menyukai hard selling, namun strategi pemasaran dalam balutan konten edukatif justru diminati,” papar Perry.

Melalui startegi ini, Perry mengungkapkan, Jamu IBOE dapat menjangkau ribuan target konsumen per satu kali aktivitas live-commerce. Namun, dampak penjualan yang dirasakan tidak langsung terjadi di hari itu. Secara umum, penjualan akan meningkat dalam waktu satu hingga dua minggu setelah sesi live-commerce.

Tidak hanya itu, Jamu IBOE juga aktif berpartisipasi dalam berbagai webinar untuk meningkatkan brand awareness hingga penjualan.

Photo Credits: Jamu IBOE

Menargetkan Youth, Women, Netizen (YWN), Jamu IBOE berkolaborasi dengan Womanpreneur Community melalui event Womanpreneur Competition di sepuluh kota di Indonesia.

Menurut Perry, aktivitas ini bertujuan untuk mendukung para perempuan menjadi entrepreneur. Dukungan diberikan dalam bentuk coaching dan mentoring yang dikemas melalui sistem kompetisi.

Sementara, generasi muda didekati melalui universitas-universitas. Mereka diajak untuk berpartisipasi mengikuti kompetisi melestarikan jamu lewat marketing dan sales game dengan menciptakan inovasi menu, seperti membuat herbal dessert berbahan dasar produk Jamu IBOE. Selain itu, Jamu IBOE juga aktif menjadi pembicara tamu di berbagai universitas dan event anak muda yang berhubungan dengan budaya.

Mereka juga memasarkan produk melalui e-Catalog kepada lebih dari tiga ribu pelanggan setia Jamu IBOE yang berasal dari berbagai komunitas.

Alhasil, penjualan daring Jamu IBOE terus mengalami pertumbuhan signifikan. Bahkan, sempat menyentuh 600% pada Maret-April 2020.

Proporsi besaran budget pemasaran offline-online Jamu IBOE berkisar 75%:25%. “Mungkin tahun depan akan kami tingkatkan. Ini saja sudah jauh meningkat dari sebelumnya hanya berkisar 5%,” tutup Perry.

Related