Parasite: Oscars 2020 dan Peran PR dalam Marketing Film

marketeers article
HOLLYWOOD, CALIFORNIA FEBRUARY 09: In this handout photo provided by A.M.P.A.S. Best Picture Award winners for “Parasite” pose onstage during the 92nd Annual Academy Awards at the Dolby Theatre on February 09, 2020 in Hollywood, California. (Photo by Matt Petit Handout/A.M.P.A.S. via Getty Images)

Kemenangan Parasite (2019) di empat kategori Oscars bisa dibilang fenomena. Gelaran 92nd Academy Awards atau Oscars 2020 memasukkan film asal Korea Selatan ini ke dalam enam nominasi dan berhasil menang di empat kategori, yaitu Best Original Screenplay, International Feature Film, Original Screenplay, dan penghargaan paling bergengsi Best Picture. Kemenangan ini menjadikan  Parasite sebagai film pertama yang diproduksi oleh non-American yang berhasil menyabet banyak penghargaan dan penghargaan paling bergengsi di Oscars.

Topik kesenjangan sosial yang diangkat oleh Bong Joon-ho, Sutradara dan Penulis Naskah Parasite disebut-sebut sebagai alasan bagaimana film ini berhasil mendapatkan tempat di pasar film global. Nyatanya, film ini juga berhasil hidup dari strategi marketing yang epik dari dua sisi: distributor dan tim produksi film.

Jika ditarik dari ekspansi industry hiburan Korea Selatan atau Hallyu Wave, industri ini telah menjadi kartu truf bagi negara untuk menopang perekonomiannya. Fenomena Hallyu yang mendunia terbukti memiliki kontribusi untuk meningkatkan ekonominya. Dikutip dari The World of Arirang,  Parasite bersama grup band BTS berhasil meningkatkan angka ekspor consumer goods dan produk makanan hingga US$ 250 pada 2019.

Fenomena ini juga yang kemudian dimanfaatkan oleh CJ Group yang berperan sebagai distributor global film Parasite. Banyak yang mengatakan bahwa kisah mengenai kesenjangan sosial yang dicerminkan secara jelas di dalam film menjadi faktor kemenangan pasar oleh film ini. Namun nyatanya, film ini berhasil menarik hati audiensnya lewat strategi PR dan Marketing yang luar biasa.

Dimulai dari word of mouth marketing, film ini memiliki kekuatan unik dalam meraih perhatian penikmat film untuk terus membicarakan kontennya. Hal ini tidak lepas dari kehadiran Bong Joon-ho dan deretan tim produksi yang tidak hanya bekerja di belakang layar, namun ikut tampil.

Bong Joon-ho aktif membicarakan ide cerita, proses produksi, hingga perspektifnya mengenai cerita yang dituangkan ke dalam film di media. Hal ini akhirnya memberikan asupan kepada publik sebagai pasar film untuk terus membicarakan Parasite. Menjadikan film ini memiliki relevansi terhadap kejadian kesenjangan sosial di berbagai negara meskipun berlatar belakang masyarakat Korea Selatan.

Strategi ini kemudian diperkuat dengan hadirnya Parasite di kanal sosial media, tepatnya Instagram. Parasite memahami bahwa media sosial memilki peran penting dalam promosi film. Strategi ini diadaptasi dari cara Amerika Serikat  mempromosikan filmnya lewat kanal situs pribadi, akun Instagram, dan akun Twitter untuk tetap dekat dengan penontonnya.

Parasite mengadaptasi marketing media sosial yang cukup apik dengan memperhatikan konten dan tampilan akun. Film ini bahkan memiliki strategi public relation yang baik dengan mengutip kritikus dan resensi film ke dalam  unggahan sosial medianya. Akibatnya, akan semakin banyak orang yang penasaran dengan cerita dan tertarik untuk menonton. Hasilnya, peningkatan demand kepada ritel bioskop lokal dan internasional untuk menayangkan kembali film ini. Bahkan, kehadiran tim produksi dan pemeran Parasite, serta keyword Parasite berhasil menguasai trending topic  Twitter dunia hingga saat ini.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related