Partnership Jadi Pilar Utama Avoksin Dukung Sustainability

marketeers article
Ilustrasi partnership. (FOTO: 123RF)

Meningkatnya kesadaran akan pentingnya keberlanjutan dan tanggung jawab sosial membuat banyak merek terdorong untuk mengintegrasikan nilai-nilai tersebut ke dalam strategi bisnis. Avoskin, salah satu merek perawatan kulit dan kecantikan di Indonesia, menjadi salah satu merek yang menerapkan hal tersebut.

Merek ini percaya, keberhasilan bisnis tidak hanya terletak pada keuntungan finansial, tetapi juga pada dampak positif yang ditinggalkan bagi masyarakat dan lingkungan.

Dengan berbagai kolaborasi yang dilakukan, Avoskin menciptakan perubahan signifikan yang berkelanjutan lewat semangat partnership.

BACA JUGA: Kadin dan Muhammadiyah Luncurkan Buku Bangkitnya Kewirausahaan Sosial di Indonesia

Erny Kurniawati, Brand Director Avoskin mengungkapkan, merek ini telah bekerja sama dengan berbagai mitra seperti Rekosistem, Waste4Change, dan beberapa pihak lainnya untuk mengolah kemasan skincare bekas, baik yang berbahan plastik maupun kaca, menjadi barang yang dapat didaur ulang dan memiliki nilai guna.

“Upaya ini sudah kami lakukan sejak empat tahun terakhir dan sedikit banyak menggerakkan circular economy yang melibatkan banyak pihak dalam prosesnya,” ungkap Erny dalam wawancara tertulis bersama Marketeers.

Tantangan dalam mengimplementasikan keberlanjutan di Indonesia cukup besar, namun Avoskin terus berupaya untuk berproses.

Meskipun kemasan bekas produk skincare belum bisa langsung digunakan kembali untuk kemasan baru, produk-produk tersebut telah didaur ulang menjadi barang yang dapat dimanfaatkan lebih lama, seperti gelas dan piring.

Dengan begitu, Avoskin berhasil memperpanjang masa pakai kemasan dan mendukung upaya pengurangan sampah plastik.

BACA JUGA: Cara Transjakarta Dorong Sustainability lewat Halte dan Teknologi

Selain itu, Avoskin juga menjalin kemitraan dengan Torajamelo, sebuah perusahaan yang memberdayakan penenun kain tenun di Nusa Tenggara Timur (NTT), untuk menciptakan merchandise spesial berbahan kain tenun lokal.

“Kami tidak hanya sekadar menyumbang, tetapi kami mengenalkan kain tenun NTT melalui produk seperti pouch yang menjadi merchandise eksklusif Avoskin,” jelas Erny.

Kerjasama dengan Torajamelo itu juga merupakan salah satu contoh dari upaya pemberdayaan ekonomi yang dilakukan Avoskin.

Selain dengan Torajamelo, selama tiga tahun terakhir, Avoskin juga telah berkolaborasi dengan banyak socio-preneur lainnya, seperti Duanyam, PUKA, dan Rappo, yang turut menggerakkan perekonomian lokal dan mendukung keberlanjutan.

Kolaborasi ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi limbah, tetapi juga untuk memberdayakan masyarakat melalui nilai sosial yang tercipta.

Dengan inovasi-inovasi seperti ini, Avoskin berhasil menciptakan produk yang tidak hanya memberikan manfaat bagi konsumennya, tetapi juga berkontribusi pada lingkungan dan perekonomian lokal.

Editor: Eric Iskandarsjah Z

Related

award
SPSAwArDS