Pascapandemi COVID-19, Mall Harus Punya Konsep Baru

marketeers article
A vector illustration of scene inside shopping mall

Pandemi COVID-19 telah membawa banyak tren baru di kehidupan konsumen. Dengan adanya perubahan yang terjadi begitu tiba-tiba, perilaku konsumen terhadap barang dan jasa menjadi ikut berubah. Oleh karena itu, pelaku bisnis, terutama bisnis ritel dan pusat perbelanjaan perlu memikirkan beberapa strategi yang tepat untuk merespon perubahan yang terjadi.

Veri Y. Setiady, Founder/CEO BLVEPRINT Destinations, mengatakan bahwa saat ini konsep pusat perbelanjaan perlu diganti, bukan sebagai regular shopping centre lagi. Menurut Veri, pelaku bisnis ritel perlu memikirkan bagaimana membangunn shopping centre yang diminati oleh konsumen, sehingga mereka ingin kembali lagi ke tempat tersebut.

“Ke depannya, masalah desain menjadi penting dalam membangun pusat perbelanjaan. Saat ini tren konsumen adalah pusat perbelanjaan yang unik, yang bisa memunculkan inspirasi. Jadi, pilar kami adalah bagaimana pusat perbelanjaan itu mempunyai diferensiasi, keunikan tersendiri, dan konsep yang kuat. Hal tersebut nantinya juga akan menjadi bagian komersil development itu sendiri,” kata Veri dalam webinar Agung Sedayu Group yang bertajuk How Retail Design should adapt to the Endemic.

Veri menjelaskan bahwa untuk membuat pusat perbelanjaan, sebaiknya dibuat dalam satu kawasan yang mana konsumen dapat menikmati hal lain selain berbelanja. Jadi, konsumen bisa mendapat pengalaman yang berbeda disitu.

“Bicara konsep mall, saat ini trennya adalah mall yang bisa dipakai untuk apa aja, bukan hanya untuk berbelanja atau pun makan, namun bisa juga untuk kerja, olahraga, ada hiburannya juga seperti membuat spot khusus arts. Jadi di dalam mall itu serba ada, sehingga membuat pengunjung betah,” jelas Veri.

Veri turut menjelaskan bagaimana pusat perbelanjaan serta tenant yang ada di dalamnya mengantisipasi kondisi pandemi. Mau tidak mau, semua kembali lagi ke transformasi digital. Menurut Veri, database saat ini penting untuk maintain konsumen.

“Kita tidak bisa mengandalkan orang yang datang secara offline lagi. Pandemi memaksa kita mau tidak mau paham teknologi. Jika dulu kita merasa database tidak penting, sekarang penting karena dengan adanya database, kita bisa maintain customer, update ke mereka mengenai produk baru kita. Maintain mereka agar tetap belanja di tenant kita,” tutup Veri.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related