Password Ibarat Celana Dalam, Mana yang Sering Anda Ganti?

marketeers article
Banyak hal yang bisa digali dari sebuah brand campaign atau kampanye merek yang lebih berkesan. Bisa berupa sesuatu yang dramatik, mengagumkan, indah, hingga kontroversial. Mungkin yang terakhir itu yang tengah terjadi pada perusahaan antivirus Kaspersky Lab.
 
Perusahaan antivirus berbasis di Prancis ini mengusung brand campaign yang mengangkat celana dalam sebagai tema utama. Mengapa celana dalam? Sebab Kaspersky menemukan ada korelasi yang relevan antara celana dalam dan antivirus.
 
“Celana dalam sebaiknya Anda ganti sesering mungkin dan tidak Anda pinjamkan ke orang lain. Begitu juga dengan password Anda, entah itu email atau kata sandi akun bank Anda,” terang Sanjeev Nair, Corporate Communication Manager SEA Kaspersky Lab dalam diskusi media di Jakarta beberapa waktu lalu.
 
Sebagai perusahaan antivirus, Kaspersky mencermati bahwa kata sandi menjadi sesuatu yang paling mudah dicuri dalam kejahatan cyber. Padahal, fungsinya sangat krusial dalam segala aktivitas berbasis online.
 
“Maka itu, kami mengusung slogan 'Passwords are like Underwear,' sebagai tema kampanye merek kami,” papar Sanjeev.
 
Dalam megomunikasikan kampanyenya yang berlangsung di seluruh dunia, termasuk di Indonesia ini, Kaspersky juga melakukan kolaborasi dengan merek pakaian dalam asal Prancis, Dagobear. 
 
Kedua perusahaan itu meluncurkan edisi khusus pakaian dalam pria dengan sentuhan warna merah dan putih dengan slogan “Change often, share w/ no one”.
 
Password yang Baik
Business Development Manager Kaspersky Lab Indonesia Donny Koesmandarin menambahkan, pihaknya selalu mengedukasi konsumen untuk mengganti kata sandi sesering mungkin atau minimal sebulan sekali untuk menghindari pencurian data oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
 
“Saya selalu memiliki lima hingga sepuluh kombinasi password yang saya gunakan secara berkala dan dirotasi pemakaiannya,” terang Dony.
 
Dony melanjutkan, password yang baik adalah yang tidak mudah ditebak, alias yang tidak menggnakan nama isteri, nommor telepon, atau tanggal lahir. “Orang Indonesia sering menggunakan data-data umum tentang dirinya sebagai password, seperti tanggal lahir. Sehingga datanya amat mudah dicuri oleh orang lain,” katanya.
 
Dony menyarankan agar password berisi dominasi huruf dan angka, serta dengan perpaduan huruf besar dan kecil, serta karakter khusus. “Misalnya, 1L0v3yOu_, _1l0VeY0U, dan sebagainya,” jelas Dony sembari menunjukkan variasi password lewat layar LCD.
 
Kaspersky pernah melakukan riset mengenai seberapa lama orang Eropa mengganti celana dalam dan password-nya. Hasilnya, sebagian besar orang mengganti celanda dalamnya secara reguler, atau hampir setiap hari sekali. 
 
Namun untuk passwords, mereka hanya mengganti satu atau dua kali selama enam bulan. Sisanya, tetap menggunakan passwords selama bertahun-tahun, bahkan mungkin selamanya.
 
Yang paling parah lagi, orang cenderung menggunakan satu password untuk semua akun berkata sandi yang ia miliki, seperti akun media sosial, email, hingga internet banking. 
 
“lebih dari seperempat orang Eropa berpikir memberikan data personal ke orang lain adahal hal buruk. Jauh lebih buruk dibandingkan ia “kepergok” tanpa busana oleh orang lain,” tulis laporan Kaspersky Lab yang dirilis November 2015.
 
Editor: Sigit Kurniawan 

Related