Pegadaian Masuk ke Online, Genjot Inovasi Produk

marketeers article

Dalam beberapa tahun belakangan, PT Pegadaian (Persero) sedang melakukan transformasi agar lebih relevan dengan kebutuhan pasar dan perkembangan teknologi. Di sisi lain, ada pergeseran pada konsumen yang datang ke Pegadaian. Mereka yang menggunakan jasa Pegadaian bukan lagi didominasi oleh yang kepepet butuh uang, namun mereka yang butuh modal kerja dengan cepat.

Selain itu, tren berinvestasi di masyarakat pun mulai tumbuh. Sehingga, Pegadaian pun melebarkan produk-produknya. Sekarang ini, Pegadaian tidak hanya bergerak dalam bisnis gadai barang.  Ada dua model bisnis lain yang dijalankan Pegadaian, yakni Fiducia yang merupakan gadai surat berharga dan Investasi. Untuk produk investasi ini, Pegadaian memiliki tiga model, yakni beli emas tunai, kredit emas, dan tabungan emas.

Dengan tiga model bisnis yang berjalan ini, pada tahun 2016, pencapaian Pegadaian cukup memuaskan. Hingga Oktober tahun 2016, outstanding kredit Pegadaian tumbuh 14% dibanding periode yang sama. Angkanya dari Rp 30 triliun ke Rp 35 triliun, sudah termasuk produk Fiducia.

“Pencapaian ini relevan dengan kondisi perekonomian saat ini yang mulai bergerak. Adanya, program infrastruktur pemerintah membuat bisnis-bisnis tumbuh dan orang butuh modal kerja yang cepat,” kata Riswinandi, Direktur Utama PT Pegadaian (Persero), yang keluar sebagai The Best Industry Marketing Champion 2016 dari sektor Multi Finance.

Pegadaian membagi nasabahnya dalam empat kategori. Kelompok A yang nilai pinjamannya antara Rp 50 – Rp 500.000. Kelompok B, besarannya antara Rp 500.000 – Rp 5 juta. Lalu, C yang meminjam antara Rp 5 juta – Rp 20 juta. Dan, Kelompok D, yang meminjam di atas Rp 20 juta.

Riswinandi menambahkan, komposisi konsumen di Pegadaian sekarang ini didominasi oleh kelompok peminjam dengan nominal antara Rp 500.000 rhingga Rp 20 juta atau kelompok B dan C.  Dua kelompok ini porsinya mencapai 90%. Sedangkan kelompok A hanya 2%, sisanya kelompok D.

“Artinya, sekarang ini nasabah Pegadaian yang datang karena kepepet, menggadaikan barang untuk kebutuhan hidup itu porsinya kecil. Kelompok B dan C ini butuh modal, namun rata-rata mereka ini belum bankable,” tambah Riswinandi.

Ia menambahkan, pertumbuhan bisnis investasi emas pun cukup bagus. Hingga September sudah ada 525.426 nasabah emas di Pegadaian dengan 530.283 akun. Total ada 582,2 kilogram emas ditabung dengan nilai mencapai Rp 320,6 miliar.

 

* Artikel selengkapnya bisa dibaca di Majalah Marketeers Edisi Desember 2016-Januari 2017

    Related