Pelaku E-Commerce Harus Bersiap Hadapi Pascapandemi

marketeers article
Siapa e-commerce terbaik selama Ramadan? (Ilustrasi: 123RF)

Pandemi COVID-19 membuat beberapa industri mengalami krisis. Namun, di antara industri yang mengalami krisis, ada beberapa industri yang mengalami peningkatan. Sebut saja telekomunikasi, kesehatan, dan e-commerce.

Di tengah imbauan untuk melakukan physical distancing, temasuk self isolation, layanan digital menjadi solusi yang diinginkan oleh pasar, terutama e-commerce. Namun nyatanya, pelaku industri ini tidak serta merta bersantai.

Dikatakan oleh Hermawan Kartajaya, Founder & Chairman MarkPlus, Inc. di acara Industri RoundTable Surviving The Covid-19 Preparing The Post pada Selasa (27/04/2020) bahwa masa ini tetap menjadi tantangan yang besar bagi pelaku industri e-commerce.

“Di kondisi ini, pelaku industri e-commerce sedang diuji, apakah Anda hanya menikmati kondisi saat industri justru mengalami kenaikan di masa krisis? Apakah ada sudah menyiapkan kalau keadaan sudah menjadi new normal?” kata Hermawan.

Dalam teorinya, Hermawan menjelaskan bahwa kondisi COVID-19 merupakan new normal di mana krisis melanda karena terjadi perubahan besar-besaran pada pola kegiatan industri. Setelahnya, ada next normal di mana kasus COVID-19 sudah mulai berkurang dan industri mulai kembali bangkit secara perlahan. Proses ini akan diakhiri dengan post normal, di mana masyarakat akan mulai berkegiatan seperti sedia kala.

Namun, kata Hermawan, post normal harus digaris bawahi dengan perkiraan bahwa kondisi industri tidak akan pernah sama kembali. “Kondisi ini diperkirakan akan mempercepat akselerasi digital di berbagai industri. Jika tidak melakukan preparing dengan baik, e-commerce bisa jadi tidak dapat survive dalam bersaing di masa post normal,” jelasnya.

Apa yang harus dilakukan? Hermawan menegaskan bahwa kini saatnya pelaku bisnis e-commerce memberikan layanan terbaik kepada konsumennya. Servis memiliki kekuatan membangun advokasi konsumen yang dapat menjadi senjata untuk memenangkan pasar saat keadaan sudah kembali post normal.

“Servis menjadi bagian dari technology for humanity. Teknologi harus bisa menyentuh hati konsumen yang dapat menumbuhkan loyalitas dan bisa jadi kesatuan atas nilai kemanusiaan dan teknologi adalah apa yang diinginkan oleh konsumen di masa post normal,” tutup Hermawan.

Editor: Ramadhan Triwijanarko

Related