Pelaku Industri Keuangan Perlu Cepat Beradaptasi di The New Normal

marketeers article
Business person analyzing financial statistics displayed on the tablet screen

Pandemi COVID-19 menyebabkan perubahan di segala aspek kehidupan masyarakat. Para ahli pun telah memprediksi akan adanya the new normal, yaitu fase terjadinya perubahan perilaku masyarakat dalam beraktivitas.

Di sektor keuangan, perubahan sudah mulai terlihat dari bagaimana masyarakat bertransaksi, kecenderungan untuk lebih memperhatikan nilai ketika membeli sebuah barang, serta pengelolaan keuangan dengan menetapkan skala prioritas.

Riset McKinsey terkait dampak yang ditimbulkan dari COVID-19 ini juga menyebutkan bahwa secara global adopsi teknologi digital pada  industri keuangan pun meningkat, dimana 73% masyarakat telah mencoba adopsi teknologi digital dalam 6 bulan terakhir, dengan 21% diantaranya merupakan pengguna baru.

Melihat kondisi tersebut, Kredivo sebagai perusahaan fintech lending melihat adanya urgensi pada kemampuan beradaptasi terhadap the new normal.

“Berdamai dengan COVID-19 berarti masyarakat dan pelaku industri dapat beradaptasi dengan The New Normal. Kemampuan adaptasi yang agile dan solidaritas adalah kunci untuk melalui kondisi ini sekaligus menjaga keberlangsungan kehidupan serta usaha dalam jangka panjang,” ujar Alie Tan, CEO Kredivo Indonesia.

Alie menambahkan, pelaku industri keuangan juga dituntut untuk terus berinovasi melalui teknologi guna memenuhi kebutuhan masyarakat akan transaksi digital yang semakin meningkat di masa pandemi ini.

Menurut Kredivo, setidaknya ada dua hal mendasar yang dapat menjadi faktor pendorong dalam melakukan adaptasi di the new normal. Pertama, fasih transformasi digital dan kemungkinan menuju industri 4.0 yang lebih cepat.

Kemudahan dalam bertransaksi menjadi kunci yang semakin relevan bagi konsumen saat ini. Industri keuangan dituntut untuk semakin memperkuat transformasi digitalnya, bahkan mempersiapkan strategi secara matang menuju industri 4.0.

Namun, edukasi dan literasi digital dalam hal keuangan juga tetap harus dipertimbangkan guna menyeimbangkan antara kondisi industri dengan kesiapan masyarakat menghadapi era revolusi industri 4.0.

Kedua, masyarakat naik kelas jadi konsumen cerdas karena kondisi ekonomi yang sulit. Di masa krisis seperti saat ini, masyarakat dituntut untuk lebih cerdas dalam pengelolaan keuangan. Hal ini juga dapat menjadi sinyal positif bagi peningkatan literasi keuangan di Indonesia.

Tetapi, sinyal positif ini juga perlu diiringi dengan kesiapan para pelaku industri keuangan untuk memberikan produk atau layanan keuangan yang meiliki nilai tambah dan mampu mendukung produktivitas masyarakat.

Adaptasi secara cepat dan pemanfaatan peluang menjadi kunci berdamai di masa pandemi ini. Pelaku usaha harus terus berinovasi untuk menghadapi ketidakpastian dan  memenuhi kebutuhan masyarakat yang selalu berubah.

Selain itu, strategi manajemen risiko dan efisiensi operasional berdasarkan skala prioritas juga perlu ditingkatkan oleh pelaku industri untuk memastikan keberlangsungan perusahaan dalam jangka panjang.

Editor: Ramadhan Triwijanarko

Related