Pelari Cepat dan Pemenang Medali Emas Olimpiade Tori Bowie Tutup Usia

marketeers article
Tori Bowie meninggal dunia pada usia 32 tahun. (FOTO: Quinn Rooney/Getty Images)

Tori Bowie, pelari cepat asal Amerika Serikat (AS) yang meraih tiga medali dalam Olimpiade Rio de Janeiro 2016 meninggal dunia pada usia 32 tahun. Kematian Bowie diumumkan pada Rabu (3/5/2023) waktu setempat, oleh perusahaan manajemennya dan USA Track and Field. 

Tidak ada penyebab kematian yang diungkapkan.

“USATF sangat sedih dengan berpulangnya Tori Bowie, seorang peraih tiga medali Olimpiade dan juara dunia dua kali. Sebagai atlet berbakat, pengaruhnya dalam olahraga ini tidak terukur, dan dia akan sangat dirindukan,” ujar Max Siegel, CEO USA Track and Field, dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari whittierdailynews.com.

Menurut Kantor Sheriff County Orange di Orlando, Florida, petugas menjawab panggilan pada Selasa sore untuk memeriksa seorang wanita berusia 30-an yang tidak terlihat atau terdengar kabarnya selama beberapa hari. Kantor sheriff menulis seorang wanita, dengan identitas sementara sebagai Frentorish ‘Tori’ Bowie (DOB: 8/27/1990), ditemukan meninggal dunia di rumah tersebut. Tidak ada tanda-tanda kejahatan.

BACA JUGA: Ambush Marketing: Strategi Andalan Nike di Olimpiade

Tumbuh di Sandhill, Mississippi, Bowie tergoda untuk berlari di lintasan sebagai remaja dan dengan cepat naik ke jajaran pelari cepat dan lompat jauh profesional. Ia mengenyam pendidikan di Southern Mississippi, yang mana berhasil memenangkan kejuaraan NCAA lompat jauh di acara indoor dan outdoor pada tahun 2011.

Paling diingat, Bowie tampil luar biasa di ajang Olimpiade Rio 2016, yang mana memenangkan perak di nomor 100 meter dan perunggu di nomor 200 meter. Kemudian, da menjadi bagian dari tim 4 x 100 meter dengan Tianna Bartoletta, Allyson Felix, dan English Gardner yang meraih emas.

Setahun kemudian, dia memenangkan medali emas nomor 100 meter di Kejuaraan Dunia 2017 di London. Ia juga berkontribusi dalam meraih medali emas tim 4×100 meter. 

“Pribadinya penuh semangat dan bersinar. Ia sangat menyenangkan untuk bekerja bersama,” kata pelatih atletik Craig Poole, yang bekerja dengan Bowie.

Komunitas trek dan lapangan berduka atas kehilangan Bowie di media sosial. 

“Hati saya hancur untuk keluarga Tori Bowie. Seorang pesaing hebat dan sumber cahaya. Energi dan senyumanmu akan selalu bersamaku. Beristirahatlah dengan tenang,” ujar pelari cepat asal Jamaika, Shelly-Ann Fraser-Pryce, menulis di Twitter.

BACA JUGA: Genap Berusia 20 Tahun, Garmin Forerunner Perkuat Basis Konsumen

“Terlalu muda. Hancur mendengar tentang Tori Bowie. Bakat yang luar biasa. Pelari yang indah. Saya mendoakan kenyamanan bagi keluarganya, terima kasih telah memberkahi kami dengan kehadirannya. Komunitas atletik berduka atas kehilangan yang luar biasa ini,” kata Lolo Jones, pelari gawang AS, menambahkan.

“Saya sangat sedih atas ini… Kamu telah membuat banyak dari kami bangga, terima kasih telah mewakili negara bagian Mississippi seperti yang kamu lakukan… RIP!,” tulis Brittney Reese, peraih tiga medali Olimpiade dalam lompat jauh.

Sebagai informasi, Bowie diasuh oleh neneknya sejak masih bayi setelah ditinggalkan di sebuah rumah asuhan. Awalnya, dia menganggap dirinya sebagai seorang pemain basket dan enggan ikut dalam olahraga lari.

Akan tetapi Bowie belajar dengan cepat dan menjadi juara negara dalam nomor 100 meter, 200 meter, dan lompat jauh sebelum melanjutkan ke perguruan tinggi. Medali internasional pertamanya adalah perunggu nomor 100 meter di Kejuaraan Dunia 2015.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related