Peluang Ekosistem Kesehatan Digital Terus Berkembang Makin Luas

marketeers article
Layanan kesehatan berbasis digital memiliki potensi yang besar pascapandemi. | Foto: Ilustrasi 123RF

Pandemi COVID-19 telah mengubah referensi masyarakat, khususnya dalam mendapatkan perawatan dan pengobatan. Melalui inovasi teknologi digital, industri kesehatan makin lincah. Kebijakan-kebijakan yang dibuat pemerintah kemudian membawa era baru di masyarakat, yakni era digitalisasi layanan kesehatan.

Salah satu layanan yang berkembang adalah telemedicine. Layanan ini hadir karena permintaan virtual medical assistance yang makin tinggi. Keberadaan telemedicine ini menambah warna pada industri kesehatan digital di Indonesia.

Memasuki era baru ini, ada empat faktor penting bagi industri kesehatan, yakni regulasi, tren, hasil teknologi, dan ekosistem relevansi. Setiadji, Chief Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan digitalisasi bukanlah sesuatu yang baru. Kemenkes bahkan telah merencanakan inisiatif dalam peningkatan sektor kesehatan melalui penerapan teknologi digital yang inovatif dan terintegrasi.

“Tahapan digitalisasi akan dilakukan sejak seseorang masih di dalam kandungan hingga kritis atau meninggal. Nantinya, semua data pasien dapat terekam dan terpantau,” kata Setiadji.

Kemenkes telah menyiapkan Digital Transformation Office (DTO) dengan tiga prioritas. Pertama, integrasi data yang bertujuan untuk memperbaiki database dan kebijakan kesehatan yang lebih baru, akurat, dan lengkap.

Kedua, pengembangan dan integrasi aplikasi kesehatan yang bertujuan untuk menghadirkan efisiensi pelayanan kesehatan di berbagai level. Seperti di puskesmas, klinik, rumah sakit, laboratorium, dan apotek.

Ketiga, pengembangan ekosistem dalam teknologi kesehatan guna menghasilkan teknologi kesehatan yang canggih, inovatif, dan bisa membantu seluruh aspek masyarakat.

“DTO diharapkan dapat memberi angin segar untuk industri kesehatan yang berkolaborasi dengan teknologi canggih, cepat, dan lengkap guna mendorong perkembangannya,” tutur Setiadji.

Artikel lengkap tentang bagaimana perusahaan berupaya untuk berkontribusi dalam membangun sustainability bagi bisnis dapat Anda baca dalam majalah Marketeers edisi Januari 2022 bertajuk Indonesia 2022: Rewind or Fast Forward?

Editor: Ranto Rajagukguk

Related