Pemerintah semakin serius mengembangkan sektor pariwisata wellness sebagai bagian dari strategi meningkatkan daya saing di industri pariwisata global. Dengan kekayaan budaya dan alam, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi destinasi utama wisata kesehatan dan kebugaran.
Sebab itu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) telah menetapkan kebijakan strategis dalam Rencana Strategis Pariwisata 2020–2024 untuk memperkuat sektor ini dengan mengedepankan pengalaman wisata berkualitas.
BACA JUGA: Bidik Sektor Pariwisata dan Transportasi Ramah Lingkungan, Vietjet Gandeng Xanh SM
Pada periode 2025–2029, pengembangan destinasi wisata wellness akan difokuskan di 10 lokasi prioritas sesuai Rencana Induk Destinasi Pariwisata Nasional (RIDPN). Sektor pariwisata berbasis minat khusus juga akan diperluas ke berbagai bidang, termasuk ekowisata, wisata kesehatan, kuliner, dan pelayaran.
Penguatan ini bertujuan menarik lebih banyak wisatawan domestik maupun mancanegara yang mencari pengalaman perjalanan berbasis kesehatan dan kesejahteraan.
“Pariwisata wellness di Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang dengan menawarkan pengalaman berbasis kearifan lokal yang unik dan otentik,” kata Vinsensius Jemadu, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kementerian Pariwisata dalam The 103rd Jakarta CMO Club di Jakarta, Jumat (7/3/2025).
Menurut laporan Global Wellness Institute, sektor pariwisata wellness secara global menempati posisi keempat dalam ekonomi kesehatan dunia dengan nilai mencapai US$ 830 miliar pada 2023.
Indonesia menempati peringkat keenam sebagai tujuan wisata wellness, meskipun sempat mengalami perlambatan pertumbuhan pada periode 2019–2020 akibat pandemi.
Beberapa elemen utama yang diunggulkan Indonesia dalam pariwisata wellness mencakup jamu sebagai warisan pengobatan herbal, pijat tradisional Bali yang dikenal luas secara internasional, serta minyak esensial dari beragam tanaman asli Nusantara yang dimanfaatkan dalam terapi aromaterapi.
Ketiga aspek ini menjadi daya tarik utama dalam menawarkan pengalaman kesehatan holistik bagi wisatawan. Selain wisata wellness, pemerintah juga mengembangkan wisata medis untuk mengurangi jumlah warga Indonesia yang berobat ke luar negeri.
Upaya ini mencakup penyediaan layanan kesehatan berkualitas serta promosi rumah sakit yang mampu bersaing dengan fasilitas medis di negara lain.
“Penting bagi pelaku industri pariwisata untuk memahami bahwa hampir setiap daerah di Indonesia memiliki potensi wisata kesehatan yang luar biasa,” kata Hermawan Kartajaya, Founder & Chair of MCorp.
BACA JUGA: Strategi RedDoorz Menopang Industri Pariwisata di Tengah Pelemahan Daya Beli
Saat ini, Solo telah ditetapkan sebagai destinasi wisata jamu dengan layanan seperti aromaterapi, meditasi, serta kuliner sehat berbasis herbal. Yogyakarta menawarkan terapi seni dan tradisi Mataram, sementara Bali terkenal dengan retret meditasi serta keindahan alamnya.
Dengan strategi ini, Indonesia diharapkan dapat semakin dikenal sebagai pusat wisata kesehatan yang kompetitif di tingkat global.
Editor: Bernadinus Adi Pramudita