Pemerintah Rangkul Swasta untuk Pasok Listrik Kawasan Industri

marketeers article

Kementerian Perindustrian berencana mengembangkan 13 Kawasan Industri dan 10 Zona Ekonomi Khusus di luar Jawa dalam upaya pemerataan pertumbuhan industri. Untuk mengembangkan program ini, tentunya membutuhkan pasokan listrik yang sangat besar. Peran serta swasta pun dinanti oleh pemerintah.

“Pemerintah mengundang partisipasi swasta untuk memenuhi kebutuhan listrik di kawasan industri. Namun, untuk merealisasikan pertumbuhan di kawasan industri tersebut, ada tantangan yang harus dihadapi pengembang. Salah satunya kondisi di mana permintaan listrik melebihi penambahan pasokan itu sendiri,” kata George Djohan, GE Gas Power Service di Jakarta, Selasa (22/3/2016).

Melihat hal ini, General Electric mendorong penerapan captive power plant yang langsung mengalirkan listrik ke tenant-tenant di suatu kawasan industri. Menurut George, captive power plant ini bisa memberikan skema bisnis yang baru, pendapatan yang baru, dan membuat kawasan industri semakin atraktif bagi para tenant.

“Bagi pemerintah, captive power plant dapat memacu pertumbuhan ekonomi sehingga daya saing meningkat, GDP meningkat, dan masyarakat menjadi lebih makmur,” tambahnya.

Hal ini sejalan dengan upaya Indonesia menjadi negara berpenghasilan tinggi pada 2019. Untuk itu, Indonesia perlu meningkatkan pertumbuhan sektor industri  agar dapat mencapai 7% target pertumbuhan PDB tahunan pada periode 2015-2019.

Selain pemerintah, sambung George, Kawasan industri, tenant, dan PLN pun akan mendapatkan beberapa keuntungan bila menerapkan captive power plant. Keuntungan yang akan diperoleh perusahaan adalah mengurangi biaya produksi yang ditimbulkan dan meikmati listrik yang sustainable.

“Bagi pengembang kawasan industri, mereka bisa menarik tenant untuk berinvestasi di kawasan tersebut. Sementara di sisi PLN, captive power plant ini mendukung target penyediaan 35 GW pasokan listrik yang dicanangkan pemerintah. Dengan keterlibatan swasta, hal ini membantu meringankan beban PLN,” tutup George.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related