Pemerintah Terus Dukung Pengembangan Teknologi untuk Genjot Perekonomian

marketeers article
5G network with downtown San Francisco buildings

Pemerintah Indonesia di bawah Presiden Joko Widodo terus menekankan pentingnya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemudian, terus mendukung penelitian dan inovasi – faktor kunci untuk pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Upaya menggenjot sisi teknologi ini sebagai bagian dari strategi jangka menengah dan panjang pemerintah Indonesia untuk mewujudkan visi Indonesia sebagai ekonomi maju pada tahun 2045. Sebuah langkah yang tepat lantaran ada korelasi kuat antara penguasan teknologi dengan pertumbuhan ekonomi.

Pemerintah dan industri idealnya dapat mendukung pengembangan riset dan inovasi sebagai agenda bersama. Di saat bersamaan, terus menekankan pentingnya aspek sosial dan lingkungan untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Sejauh ini, apa yang telah dilakukan Pemerintah Indonesia sudah berada di jalur yang tepat. Bahkan, mendapat apresiasi dari negara-negara sahabat, seperti Australia. Menurut Allaster Cox, Perwakilan Kedutaan Besar Australia untuk Indonesia, Australia senang melihat komitmen Pemerintah Indonesia untuk riset dan pengembangan. Terlihat dari adanya Undang-Undang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Sisnas Iptek), pembentukan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Dana Abadi Penelitian.

“Reformasi ini penting untuk transisi Indonesia ke ekonomi berbasis pengetahuan dengan pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh transfer dan produk iptek,” kata Cox dalam sesi Penelitian: Sumber Pertumbuhan Ekonomi di acara Indonesia Data and Economic Conference (IDE Katadata 2020), Kamis, (30/01/2020), di Jakarta.

Investasi di bidang riset dan pengembangan, baik oleh pemerintah maupun swasta, merupakan pendorong penting bagi pertumbuhan ekonomi. Maka dukungan untuk penelitian dan inovasi dalam kebijakan pembangunan nasional esensial untuk meningkatkan produktivitas dan menciptakan nilai tambah.

Sebagai pembanding, dana penelitian di tiga kekuatan ekonomi teratas dunia, yakni Amerika Serikat, Tiongkok dan Jepang, adalah lebih dari 2% dari total PDB. Sementara di Indonesia, dana penelitian baru sekitar 0,25% dari PDB.

 

    Related