Pemilik Usaha Tak Perlu Takut Hadapi Transformasi Digital

marketeers article
Close-up Of Woman Doing Online Shopping On Digital Tablet At Home

Adaptasi teknologi harus dilakukan untuk menerapkan strategi pemasaran belakangan ini, mengingat pergeseran kemapanan yang terjadi setelah pandemi. Peralihan kegiatan pemasaran secara digital di sisi lain juga menjadi kekhawatiran bagi pemilik usaha, yang merasa tidak memiliki kemampuan dalam memanfaatkan teknologi informasi.

Kekhawatiran akan minimnya pengetahuan dan kemampuan penggunaan teknologi informasi tersebut banyak ditemui oleh Hugo Messer, Founder PT Ekipa Agile Consultancy. Baginya, kekhawatiran itu dapat teratasi melalui beragam cara termasuk menggunakan pihak ketiga atau mencari rekanan baru dalam pengembangan usaha.

Berbicara dalam sesi Going Digital with No Tech Knowledge dalam rangkaian acara The 16th Annual MarkPlus Conference 2022, Hugo menyebut ada dua hal yang sering dilewatkan dalam transformasi digital di Indonesia. Kedua hal itu, menurut konsultan yang tinggal di Bali itu adalah entrepreneurship dan curiosity.

“Jangan takut untuk selalu mempertanyakan lebih jauh soal aturan dan asumsi kemapanan yang ada. Jadikan permasalahan di depan mata sebagai tantangan,” kata Hugo. “Solusi dari masalah atau tantangan itu mungkin ada di sekitar Anda, dampaknya mungkin berakhir positif asal dengan program dan kultur kerja yang tepat.”

Sementara pendapat lain mengenai transformasi digital terkait pemasaran oleh sebuah perusahaan diungkapkan Director of Business Development DailySocial.id Rahmat Harlyadi. Transformasi digital bagi Rahmat harus dilakukan secara konsisten dan berjalan terus menerus, walaupun kegiatannya dalam skala kecil sekalipun.

“Transformasi digital tidak melulu soal membuat hal-hal besar, tetapi setidaknya bisa menyelesaikan masalah atau merancang hal-hal baru di sekitar kita seperti memperbaiki lingkungan kerja,” kata Rahmat. “Prosesnya mungkin tidak selalu dalam kecepatan kencang, perlahan tidak apa-apa asal tidak berhenti sama sekali.”

Contoh sederhana yang terjadi di masyarakat sekitar, menurut Rahmat, sudah menunjukkan adanya transformasi digital dalam pemasaran. Seperti penjual sayur keliling yang mulai menggunakan fasilitas jejaring komunikasi WhatsApp untuk menawarkan dagangannya setiap hari kepada konsumen di lingkungan perumahan.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related