Pencurian Data Perbankan di Ponsel Meningkat Drastis Tahun 2024

marketeers article
Pencurian Data Perbankan di Ponsel Meningkat Drastis di 2024 (FOTO: 123RF)

Laporan terbaru dari Kaspersky menunjukkan bahwa serangan Trojan perbankan di ponsel meningkat hingga tiga kali lipat sepanjang 2024. Dalam laporan yang dirilis di ajang Mobile World Congress 2025 di Barcelona, disebutkan bahwa jumlah serangan mencapai lebih dari 1,24 juta kasus, naik dari 420 ribu pada tahun sebelumnya.

Para pelaku kejahatan siber semakin mengandalkan metode distribusi malware secara massal untuk mencuri kredensial perbankan. Taktik yang digunakan mencakup penyebaran tautan berbahaya melalui SMS, aplikasi perpesanan, serta lampiran berbahaya di messenger.

Bahkan, mereka dapat mengirim pesan dari akun kontak yang telah diretas, membuat penipuan terlihat lebih meyakinkan. Anton Kivva, pakar keamanan dari Kaspersky menjelaskan para penipu kini lebih fokus pada penyebaran malware dalam jumlah besar dibandingkan menciptakan varian baru.

“Menjadi lebih cerdas dalam dunia maya dan mengedukasi orang-orang di sekitar kita sangat penting. Tidak ada yang sepenuhnya aman dari trik psikologis yang dirancang untuk mencuri data perbankan,” ujarnya dalam siaran pers kepada Marketeers, Kamis (6/3/2025).

BACA JUGA: Kaspersky: Kasus Phising Tahun 2024 Hampir Mencapai 900 Juta Serangan

Meskipun Trojan perbankan menjadi ancaman yang berkembang pesat, jenis malware yang paling banyak menyerang pengguna adalah AdWare, yang menyumbang 57% dari kasus. Trojan umum mencatat 25%, sementara RiskTools sebesar 12%.

Dalam setahun, Kaspersky berhasil memblokir lebih dari 33,3 juta serangan yang menargetkan perangkat seluler. Salah satu ancaman terbesar di 2024 adalah Fakemoney, kumpulan aplikasi palsu yang dirancang untuk penipuan investasi dan pembayaran.

Selain itu, versi WhatsApp tidak resmi yang dimodifikasi juga menjadi ancaman serius. Modifikasi ini sering kali berisi Trojan Triada, yang memungkinkan pelaku mengunduh dan menjalankan modul berbahaya tanpa sepengetahuan pengguna.

BACA JUGA: Awas, Malware Perbankan jadi Ancaman Siber Keuangan Paling Dominan

Kaspersky menegaskan bahwa mengunduh aplikasi dari toko resmi seperti Google Play atau App Store tidak sepenuhnya aman. Baru-baru ini, malware bernama SparkCat ditemukan berhasil melewati keamanan App Store dan menginfeksi lebih dari 20 aplikasi di berbagai platform.

Oleh karena itu, pengguna disarankan untuk selalu memeriksa ulasan aplikasi, menghindari mengklik tautan dari sumber yang tidak jelas, dan menggunakan perangkat lunak keamanan yang andal. Dengan meningkatnya ancaman ini, para pengguna ponsel pintar diimbau untuk lebih berhati-hati dalam mengakses layanan perbankan digital.

Memeriksa izin aplikasi, memperbarui perangkat lunak, serta meningkatkan kewaspadaan terhadap pesan mencurigakan adalah langkah penting dalam melindungi data pribadi dari serangan siber.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS