Pendapatan Bersih Grup Astra Tumbuh Tipis di Kuartal III-2019

marketeers article

Hingga kuartal III tahun ini, pendapatan bersih operasional Grup Astra hanya tumbuh tipis di angka 1%. Naik dari Rp 174,8 triliun di periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 177, 0 triliun. Kinerja Pendapatan bersih konsolidasian grup selama periode ini terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan dari divisi alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi, divisi jasa keuangan, serta divisi infrastruktur dan logistik.

“Sementara pencapaian kinerja tahunan Grup diperkirakan masih akan diuntungkan oleh peningkatan kinerja dari bisnis jasa keuangan dan kontribusi dari tambang emas yang baru diakuisisi, tantangan atas konsumsi domestik yang lemah dan harga komoditas yang rendah masih tetap perlu diwaspadai,” kata Prijono Sugiarto Presiden Direktur PT Astra International, Tbk., dalam keterangan medianya.

Meski begitu, grup ini masih mencatatkan  penurunan laba bersih 7% dibanding dengan periode yang sama tahun lalu. Laba bersih Grup Astra di periode ini mencapai Rp 15,9 triliun, sedangkan di periode yang sama tahun lalu mencapai Rp 17,0 triliun.

Penurunan ini lantaran dua bisnis yang dimasuki Grup Astra, divisi otomotif dan agribisnis, mengalami perlambatan.  Di sisi lain, nilai aset bersih per saham tercatat sebesar Rp 3.529 pada 30 September 2019. Angka ini lebih tinggi 4%  dibandingkan posisi akhir tahun 2018.

Tercatat, ada dua divisi yang mencatatkan laba bersih di periode ini, yakni divisi keuangan dan infrastruktur & logistik.   Laba bersih bisnis jasa keuangan Grup meningkat 25% menjadi Rp 4,3 triliun. Terutama, disebabkan oleh portofolio pembiayaan yang lebih besar dan pemulihan kredit bermasalah.

Lalu, divisi infrastruktur dan logistik Grup mencatat laba bersih yang meningkat sebesar 38% menjadi Rp155 miliar. Hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan dari jalanjalan tol yang telah beroperasi.

Otomotif Turun

Secara nasional terjadi penurunan volume penjualan mobil hingga 12%, menjadi 754 ribu hingga kuartal III 2019. Hal ini berdampak pada penjualan mobil Grup Astra yang turun turun 7% menjadi 396.000 unit.

Sehingga, laba bersih dari divisi otomotif Grup mengalami penurunan sebesar 14% menjadi Rp 6,1 triliun. Selain karenan penurunan pasar, faktor lainnya adalah meningkatnya biaya biaya produksi serta efek dari translasi nilai tukar mata uang asing. Meski begitu, pangsa pasar Astra meningkat dari 50% menjadi 53%. Di sektor kendaraan bermotor roda dua, penjualan sepeda motor secara nasional meningkat 4% menjadi 4,9 juta unit. Penjualan sepeda motor Astra Honda meningkat 5% menjadi 3,7 juta unit.

“Prospek Bisnis Sementara pencapaian kinerja tahunan Grup diperkirakan masih akan diuntungkan oleh peningkatan kinerja dari bisnis jasa keuangan dan kontribusi dari tambang emas yang baru diakuisisi. Kemudian, tantangan atas konsumsi domestik yang lemah dan harga komoditas yang rendah masih tetap perlu diwaspadai,” pungkas Prijono.

    Related