Pendapatan Turun 20%, Xiaomi Putuskan PHK 900 Pekerja

marketeers article
Pendapatan Turun 20%, Xiaomi Putuskan PHK 900 Pekerja. (FOTO: 123rf)

Produsen smartphone asal Cina, Xiaomi melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada 900 pekerja atau setara 3% dari total tenaga kerja. Hal ini disebabkan lantaran pendapatan perusahaan menurun 20% dalam tiga bulan terakhir.

Wang Xiang, Presiden Xiaomi menuturkan pada kuartal II tahun 2022 pendapatan perusahaan mencapai 70,2 miliar Yuan atau setara US$ 10,3 miliar. Angka tersebut menurun 20% dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). 

Dalam tiga bulan yang berakhir 30 Juni, laba bersih juga meleset dari perkiraan, turun 83,5% menjadi 1,4 miliar Yuan, dibandingkan dengan laba 8,3 miliar Yuan pada periode yang sama tahun lalu. Adapun jumlah karyawan pada 30 Juni 2022,yang berbasis di Beijing memiliki 32.869 pekerja, dibandingkan dengan total 33.793 karyawan pada akhir Maret tahun ini. 

Dengan kata lain, perusahaan kehilangan 900 pekerja selama periode tersebut.

“Pada kuartal ini, industri kami menghadapi banyak tantangan, termasuk meningkatnya inflasi global, fluktuasi valuta asing dan lingkungan politik yang kompleks. Tantangan-tantangan ini secara signifikan memengaruhi permintaan pasar secara keseluruhan dan hasil keuangan kami untuk periode tersebut,” kata Wang Xiang dilansir dari South China Morning Post (SCMP), Jumat (26/8/2022).

Menurutnya, produk domestik bruto (PDB) Cina hanya tumbuh 0,4% pada kuartal kedua, terburuk sejak kuartal pertama 2020, ketika wabah virus COVID-19 menutup sebagian besar negara itu, mendorong PDB turun 6,8%. Pendapatan dari segmen smartphone Xiaomi turun 28,5%, dari 59,1 miliar Yuan pada kuartal kedua tahun lalu menjadi 42,3 miliar Yuan pada periode yang sama tahun ini.

Kondisi tersebut karena penjualan smartphone yang lebih rendah. Kemudian, pengiriman smartphone turun 26,2% pada kuartal tersebut, terutama karena hambatan ekonomi makro global dan merebaknya wabah di Cina daratan.

“Sebuah catatan penelitian dari Guosheng Securities mengatakan permintaan smartphone masih lemah dan pertumbuhan pendapatan untuk perusahaan internet Cina diperkirakan akan melambat, terseret oleh permintaan iklan yang lemah dan meningkatnya penyebaran COVID-19,” tuturnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related