Pendapatan Turun, Laba Bersih Astra International Capai Rp 21,7 Triliun

marketeers article

Sepanjang tahun 2019, PT Astra International Tbk., meraih pendapatan bersih hingga Rp 237,2 triliun. Angka ini menurun sekitar 1% dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 239,2 triliun.

Penurunan ini terutama disebabkan oleh melemahnya pendapatan dari divisi otomotif dan agribisnis. Di sisi lain, peningkatan pendapatan yang terjadi di divisi jasa keuangan serta infrastruktur dan logistik tidak mampu mengimbangi penurunan dari dua divisi tersebut sebelumnya. 

Laba bersih tahun 2019 mencapai Rp 21,7 triliun, mencerminkan kinerja yang stabil jika dibandingkan tahun sebelumnya yang di angka Rp 21,6 triliun. Nilai aset bersih per saham tercatat sebesar Rp 3.652 pada 31 Desember 2019, 8% lebih tinggi dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2018.  

Prijono Sugiarto, Presiden Direktur PT Astra International Tbk., mengatakan kinerja Grup selama tahun 2019 terimbas pelemahan konsumsi domestik dan rendahnya harga-harga komoditas. Tetapi, diuntungkan oleh peningkatan kinerja dari bisnis jasa keuangan dan kontribusi dari tambang emas Grup yang baru diakuisisi.

“Prospek pada tahun 2020 masih menantang yang disebabkan ketidakpastian kondisi makro eksternal, kompetisi di pasar mobil serta harga-harga komoditas yang lemah. Meskipun demikian, kami yakin bahwa Grup berada pada posisi yang baik untuk memanfaatkan momentum dari setiap perbaikan kondisi ekonomi,” kata Prijono dalam keterangan medianya.      

Tahun 2019, laba bersih dari divisi otomotif Astra mengalami penurunan sebesar 1% menjadi Rp 8,4 triliun. Hal ini lantaran penurunan volume penjualan mobil dan meningkatnya biaya-biaya produksi.  Sedangkan penjualan motor Grup Astra mengalami kenaikan.     

Menurut data Gaikindo, penjualan mobil secara nasional turun 11% menjadi 1,03 juta unit pada tahun 2019.  Sehinnga, penjualan mobil Astra pun turun 8% menjadi 536.000 unit.  Namun begitu, secara pangsa pasar, penguasaan Grup Astra meningkat  dari 51% menjadi 52%.  

Kemudian, pada segmen sepeda motor, penjualan Astra Honda naik 3% menjadi 4,9 juta unit. Motor Honda menguasai pangsa pasar sebesar 76%, sedikit meningkat dibandingkan tahun 2018. Secara nasional penjualan motor naik 2% menjadi 6,5 juta unit.  

Laba bersih bisnis jasa keuangan Grup meningkat 22% menjadi Rp 5,9 triliun. Terutama, disebabkan oleh portofolio pembiayaan yang lebih besar dan perbaikan kredit bermasalah.

Kemudian, laba bersih Grup dari divisi alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi meningkat sebesar 1% menjadi Rp 6,7 triliun. Hal ini berkat  kontribusi usaha tambang emas baru yang diimbangi oleh penurunan penjualan alat berat dan kerugian pada bisnis kontraktor umum.

Related