Penetrasi Asuransi di Tanah Air Hanya 2,5%

marketeers article

Asuransi merupakan satu jenis layanan proteksi yang hingga kini masih kurang diminati oleh masyarakat Indonesia. Bukan saja karena memakan banyak biaya, melainkan asuransi juga dinilai kurang pasti. Alasannya, masyarakat diminta mengeluarkan sejumlah uang untuk hal yang belum tentu terjadi. Jika sudah begitu, apa yang konsumen dapatkan dari sebuah upaya proteksi melalui asuransi?

Hal ini menjadi benang merah mengapa tingkat penetrasi di Indonesia masih berada diangka yang sangat minim, yakni 2,5% saja. Rupanya, pepatah sedia payung sebelum hujan tidak teraplikasikan dengan baik di kehidupan masyarakat Indonesia.

Data dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan) di atas sekaligus menyebutkan, kontribusi terbesar pada asuransi bersumber dari golongan masyarakat menengah dan atas. Pasalnya, mereka sudah melihat asuransi sebagai hal yang penting guna melindungi gaya hidup, keuangan, pensiun serta pendidikan mereka.

Selanjutnya, bagaimana dengan masyarakat segmen lain? Perusahaan asuransi AIA punya jawabannya. Melalui produk anyarnya yang bertajuk AIA Life Secure, PT AIA Financial mencoba menggarap pasar baru yakni segmen individu aktif dan independen, misalnya para pelaku UKM (Usaha Kecil dan Menengah) untuk mulai memikirkan pentingnya asuransi jiwa unit link dengan tawaran premi reguler yang menarik. 

“AIA memberikan pilihan proteksi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan mereka sehingga mereka bisa fokus menjalankan usahanya tanpa  perlu khawatr jika suatu hal buruk terjadi. Pasalnya, sudah ada asuransi yang bertanggug jawab,” jelas Lim Chet Ming, Chief Marketing Officer PT. AIA Financial, di Jakarta, Kamis (14/1/2016).

Walaupun tidak membatasi segmennya, namun tawaran proteksi dari AIA Life Secure memang tergolong bersahabat dengan UKM. “Proteksi kami dapat dinikmati dengan mudah, lengkap dan terjangkau,” katanya.

Terbilang terjangkau sebab mulai dengan membayar premi Rp 15 ribu, konsumen sudah mampu memilih kebutuhan proteksi mereka mencakup kebutuhan dasar dan tambahan.

Tertarik menggunakannya? 

Editor: Sigit Kurniawan 

Related