Pengaruh Brand Conversation terhadap Merek

marketeers article
Pengaruh Brand Conversation Terhadap Merek (FOTO: 123RF)

Merek makin perlu mendekatkan diri ke konsumen. Ini menjadi jalan bagi merek untuk membangun keberlangsungan bisnis, dengan menjaga eksistensi di benak dan pikiran konsumen.

Pengaruh pembicaraan konsumen terhadap suatu merek menjadi penting. Merek harus mampu merelevansikan perusahaan dalam banyak aspek kehidupan konsumen kini.

Azizah, Associate Vice President Marketing Ajaib menjelaskan merek kini tak cukup hanya mengandalkan product value. Cara ini menurut Azizah mungkin masih efektif dua hingga lima tahun ke belakang. 

Namun, berkaca terhadap mayoritas pasar, yakni generasi Z dan millenial, karakter konsumen ini membuat merek perlu mendekatkan diri kepada konsumen dengan cara lain.

“Tapi sekarang, anak muda, milenial, mereka butuh yang ini dihargai. Atas effort mereka, mengajak orang-orang di sekitar mereka untuk menggunakan sebuah produk,” kata dia dalam The 8th WOW Brand Festive Day 2023 yang digelar di The Westin Jakarta, Kamis (11/5/2023).

BACA JUGA: Resmi Digelar, WOW Brand Festive Day 2023 Soroti Advokasi dalam Marketing

Merek menurut perempuan yang karib dipanggil Zizi ini, harus merespons sikap konsumen terhadap merek, terlebih bila responnya positif. Namun, sebelum sampai di sana, perusahaan perlu menata kembali strateginya sehingga menjadi bahan perbincangan para konsumennya. Salah satunya melalui konten.

“Pertama adalah pastinya kita harus tahu dulu tujuannya apa sih kita mau buat sebuah komunikasi konten. Apakah untuk awareness? Apakah untuk aktivasi? Harus jelas dulu. Kita juga harus tahu siapa target audiens kita. Kalau kita sudah tahu siapa target audiens kita, kita menentukan sebuah strategi yang relate,” ucapnya.

BACA JUGA: Sustainability Jadi Penekanan dalam The 8th WOW Brand Festive Day 2023

Tidak semua merek memiliki tingkat kesulitan ataupun kemudahan yang sama ketika membangun brand conversation. Erwin Airlangga, CEO Dwisapta dan CSO dentsu Indonesia ini menceritakan salah satu kisah kliennya, yakni perusahaan pipa air.

Dia menilai diperlukan riset yang cukup dalam memasarkan produk pipa air. Pasalnya, pipa air bukan hal yang umum dibicarakan konsumen. Namun, merek ini berhasil membangun brand conversation.

“Kita tidak berbicara tentang jumlah follower, tapi kita berbicara membangun kesempurnaan dalam membangun bangunan dan kalau perusahaan pipa air bisa melakukannya, saya yakin perusahaan lain juga bisa,” tuturnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related