Pengguna Layanan Digital Naik saat Pandemi, Mayoritas Pesan Makanan

marketeers article
Digital Economy Concept. Man holding a tablet computer.

Merebaknya pandemi COVID-19 selama dua tahun memaksa masyarakat beralih menggunakan platform digital dalam aktivitas sehari-hari. Hal ini tercermin dari riset yang dilakukan Google untuk mengetahui perubahan perilaku orang ketika merebaknya wabah.

Head of Corporate Communication OVO Harumi Supit mengatakan, dari hasil survei Google tahun ini, jumlah konsumen digital selama adanya wabah meningkat sebanyak dua kali lipat. Tercatat, di masa pandemi orang yang sudah menggunakan layanan digital menjadi 8,4 dari yang sebelumnya hanya 4,8. Ia menyebut, kehadiran platform digital yang semakin memudahkan semua aktivitas begitu diterima oleh pasar.

“Angka sebelum pandemi konsumen digital Indonesia sudah menggunakan sekitar 4,8 layanan digital secara rata-rata, mungkin ada yang lebih sedikit dan ada yang lebih banyak. Pada masa pandemi ini meningkat hampir dua kali lipat dari 4,8 menjadi 8,4. Artinya ada perkembangan layanan produk digital yang berhasil menarik minat masyarakat,” kata Harumi dalam dialog virtual di Jakarta, Selasa (30/11/2021).

Harumi menambahkan, persentase pengguna internet yang telah membeli satu layanan digital di Tanah Air sebesar 80%. Jumlah tersebut dinilai sangat tinggi dengan mempertimbangkan jumlah populasi penduduk sebanyak 270 juta jiwa.

Selain itu, survei tersebut juga mendapatkan fakta lain berupa sebagian besar masyarakat menggunakan layanan digital untuk melakukan pesan antar makanan. Adapun persentasenya sebesar 72%. Kemudian, diikuti dengan belanja kebutuhan sehari-hari melalui paltform e-commerce sebesar 65%.

“Tapi, lucunya apa yang menjadi bagian dari rutinitas malah yang paling tinggi itu adalah musik digital di 57%. Jadi, 57% dari responden mempunyai kebiasaan mendengarkan musik dari layanan digital,” ujarnya.

Harumi mengungkapkan adanya sistem pembayaran dan ekosistem digital turut berkontribusi kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UKM) untuk mempertahankan usahanya. Hasil survei menyebut, 28% pedagang atau pelaku UKM tidak akan bisa bertahan selama pandemi jika tidak ada paltform digital. Data-data tersebut menggambarkan betapa pentingnya transformasi digital dalam dunia usaha saat ini.

“Untuk responden pembayaran digital mereka menyebutkan 95% akan tetap menggunakannya. Kemudian, 77% mereka menyatakan akan kemungkinan terus meningkat dalam satu atau dua tahun ke depan,” pungkasnya.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related