Pengujung Tahun 2022, Lamborghini Akhiri Produksi Mobil Mesin Bensin

marketeers article
Bangkok, Thailand December 3, 2018 : Lamborghini company logo on Lamborghini Aventador at Bangkok Motor Expo 2018

Lamborghini memutuskan untuk akhiri produksi seluruh lini mobil bensin atau internal combustion engine (ICE) pada pengujung tahun 2022 ini. Hal tersebut menjadi bagian dari rencana besar pabrikan asal Italia itu, untuk memperkenalkan versi model kendaraan elektrifikasi buatannya diawali dengan memakai teknologi jenis hybrid.

Target utama Lamborghini sejatinya adalah memangkas emisi karbon kendaraan keluarannya pada 2025 mendatang, termasuk langkah akhiri produksi mobil mensin bensin. Seluruh tiga model kendaraan buatan pabrikan berlogo banteng itu akan memperoleh penggerak berteknologi hybrid, yakni Huracan, Aventador, serta varian sport utility vehicle (SUV), Urus.

Dilansir dari laman Motor1, CEO Lamborghini Stephan Winkelmann menegaskan pihaknya akan akhiri produksi dan pemasaran mobil bermesin bensin pada pengujung tahun 2022. Padahal, mereka baru saja mencatatkan rekor penjualan kendaraan sepanjang sejarah pabrikan tersebut berdiri, yakni mencapai 8.405 unit pada tahun 2021 lalu.

Kontribusi paling besar dari penjualan Lamborghini itu datang dari pengiriman model SUV Urus kepada konsumen. Model kendaraan tersebut secara total terjual hingga 5.021 unit atau hampir mencapai 60% dari keseluruhan mobil buatan Lamborghini yang dibeli konsumen. Capaian tersebut memberi Lamborghini inspirasi pada model kendaraan baru mereka yang akan datang.

Winkelmann, seperti dilansir dari laman AutoNews Europe, mengungkap Lamborgini berada dalam tahap akhir mendesain mobil listrik pertamanya. Lebih jauh, kendaraan ini dirancang untuk dapat digunakan oleh penggunanya untuk mendukung transportasi harian, serta mampu menampung lebih dari dua penumpang karena memiliki empat pintu.

Untuk mengembangkan teknologi elektrifikasi kendaraan keluarannya setelah akhiri produksi mobil mesin bensin, Lamborghini telah menanamkan investasi senilai US$ 1,7 miliar. Beruntung bagi Lamborghini, mereka tidak perlu membangun platform teknologi elektrifikasi kendaraan baru. Pasalnya, ada dukungan besar dari indukan mereka, yakni Volkswagen yang telah melangkah dalam pengembangan mobil listrik.

Situasi berbeda dirasakan oleh sejumlah produsen mobil supercar lainnya seperti Ferrari dan Aston Martin ketika memutuskan beralih membuat mobil listrik. Keduanya membangun basis elektrifikasi kendaraan secara mandiri, dan seperti Lamborghini, mereka memilih untuk lebih dahulu memulainya dengan merancang kendaraan dengan penggerak plug-in hybrid.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related