Pengusaha Dorong Korsel Tambah Investasi di RI

marketeers article
Arsjad Rasjid, Ketua Umum Kadin Indonesia melakukan kunjungan kerja ke Korea Selatan. Sumber gambar: Humas Kadin Indonesia.

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia tengah menjajaki Korea Selatan untuk bisa menambah investasi di Tanah Air. Mereka menawarkan pemodal Negeri Gingseng untuk investasi di sektor transisi energi, kesehatan, ekonomi digital, dan pembangunan megaproyek Ibu Kota Nusantara (IKN).

Arsjad Rasjid, Ketua Umum Kadin Indonesia menuturkan wilayah Asia Tenggara (ASEAN), khususnya Indonesia merupakan daerah yang sangat potensial untuk mengembangkan bisnis. Terlebih lagi, Negeri Ginseng telah menempatkan ASEAN sebagai salah satu kawasan yang memiliki potensi pertumbuhan ekonomi yang besar serta pasar yang menarik bagi produk-produk dan jasa, terutama di sektor teknologi informasi dan komunikasi, manufaktur, energi terbarukan, infrastruktur, pariwisata, dan sektor konsumen.

BACA JUGA: Sejarah Panjang Merek Hyundai Asal Korea Selatan

“ASEAN memiliki banyak keunggulan dibandingkan kawasan lain. Letak geografis ASEAN sangat strategis. Kami juga memiliki sumber daya manusia berdaya saing, sumber daya alam melimpah, dan pasar yang luas,” kata Arsjad melalui keterangannya, Selasa (13/6/2023).

Menurutnya, Indonesia menjadi satu-satunya negara yang memiliki kemitraan strategis khusus  dengan  Korea Selatan  di antara negara-negara ASEAN. Kemitraan khusus itu melahirkan kesepakatan untuk mewujudkan ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV) dan baterai.

BACA JUGA: Korea Selatan Diminta Setop Danai Energi Kotor di Indonesia

Di Indonesia, pengembangan ekosistem teknologi yang mengedepankan keberlanjutan juga dilakukan PT Indika Energy Tbk, Bakrie Group, dan Mayora Group. 

“Kami berada di jalur dan tujuan yang sama untuk terus menggemakan peningkatan investasi dan perdagangan di ASEAN. Salah satunya dalam hal EV dan juga penggunaan transaksi digital seperti QR code,” ujarnya.

Di sisi lain, Arsjad mengapresiasi dukungan kuat Korea Selatan dalam upaya mewujudkan ekosistem kendaraan listrik  di Indonesia. Hal ini ditandai  peluncuran kendaraan listrik  IONIQ 5 edisi terbatas, pada Maret 2022.

Hyundai juga sedang membangun pabrik sistem baterai khusus EV baru, Hyundai Mobis yang  dijadwalkan selesai, pada semester pertama tahun 2024. Sejauh ini, Hyundai Group telah menginvestasikan US$ 60 juta untuk membangun pabrik sebagai landasan bisnis Hyundai Mobis, yang difokuskan di pasar ASEAN.

“Sangat membanggakan, kendaraan listrik Genesis G80 dan IONIQ 5 ditetapkan Pemerintah Indonesia sebagai kendaraan resmi pada KTT G20 di Bali, tahun 2022,” tuturnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related