Perusahaan fesyen asal Swedia, Hennes & Mauritz AB (H&M) melaporkan terjadi kenaikan omzet sebesar 20% pada periode Desember hingga Mei 2022 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Kenaikan omzet dipicu oleh penjualan pakaian secara fisik di gerai-gerai yang mulai pulih setelah pandemi COVID-19.
Helena Helmersson, Chief Executive Officer (CEO) H&M mengungkapkan, pada periode Desember dan akhir Mei, H&M Group mencatatkan penjualan bersih sebesar 103,7 miliar kronor Swedia atau setara dengan 9,7 miliar Euro. Angka tersebut lebih besar 20% dari periode yang sama tahun lalu.
“Pembatasan akibat COVID-19 telah dicabut hampir di mana-mana, yang berarti bahwa toko fisik bisa menjual lebih banyak lagi barang kepada konsumen. Selain itu, koleksi baru diterima dengan baik oleh konsumen dan menghasilkan lebih banyak penjualan dengan harga penuh dan lebih sedikit diskon,” ujar Helena dilansir dari retaildetail.eu, Kamis (30/6/2022).
Menurutnya, laba setengah tahun group setelah pajak juga naik menjadi 3,9 miliar krona Swedia atau setara dengan 364,5 juta Euro. Jumlah tersebut lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan pada tahun sebelumnya yang hanya 1,7 miliar krona Swedia atau setara 158,7 juta Euro.
Helena menyebut margin usaha yang didapatkan sebesar 5,3%. Dengan demikian, H&M berkinerja lebih baik daripada yang diperkirakan para analis secara umum.
Kendati demikian, dia bilang, ke depan masih akan ada berbagai tantangan dalam dunia usaha baik secara regional maupun global. Hal ini tercermin dari penjualan bulan Juni yang mengalami penurunan sebesar 6% dibandingkan bulan Mei.
“Gangguan dan penundaan masih ada dalam rantai pasokan, tetapi secara bertahap berkurang. Pada saat yang sama, ada inflasi yang cukup besar. Situasi yang terkait dengan perang di Ukraina dan konsekuensinya bagi bisnis kami terus dievaluasi,” ujarnya.
“Meskipun terjadi inflasi yang signifikan di dunia, pelanggan harus selalu merasa yakin bahwa dengan semua merek grup H&M. Mereka akan menemukan kombinasi mode, harga, kualitas, dan keberlanjutan terbaik,” tutur Helena.
Editor: Ranto Rajagukguk