Penjualan Pelumas Kendaraan Diprediksi Turun 17%

profile photo reporter Ellyta Rahma
EllytaRahma
22 September 2020
marketeers article
metalworking industry. tooth gear cogwheel machining by cutting mill tool.

Kondisi industri pelumas kendaraan selama pandemi sangat menantang. Adanya aturan pembatasan sosial membuat kebutuhan akan pelumas kendaraan di Indonesia menurun drastis sejak bulan April.

Ketua Asosiasi Pelumas Indonesia (Aspelindo) Andria Nusa mengungkapkan pihaknya menyusun tiga skenario penurunan penjualan pelumas di Indonesia pada tahun ini. Dari tiga skenario, Andria memperkirakan penurunan penjualan pelumas total di angka 17% pada akhir tahun. Namun yang paling berat diperkirakan terjadi pada produk Passenger Vehicle Lubricants (PVL), mencapai 18% pada akhir tahun.

“Penurunan ini sangat dipengaruhi dengan perilaku konsumen yang mengutamakan pemenuhan kebutuhan dasar seperti kesehatan, keselamatan, dan konsumsi harian,” kata Andria.

Meskipun begitu, Andria melihat masa depan yang positif untuk industri pelumas. Hal ini dikarenakan pemilik kendaraan tetap harus merawat kendaraannya meskipun tidak digunakan. Harapan ini semakin positif dengan keberhasilan ragam inovasi yang dilakukan oleh pelaku industri selama pandemi.

Inovasi tersebut di antaranya kejelian pelaku industri memanfaatkan kanal digital untuk melakukan penjualan dan hadirnya home service yang melayani perawatan kendaraan dari rumah. Kedua inovasi ini menjadi senjata ampuh bagi para pelaku industri untuk tetap melayani konsumen dan survive selama pandemi.

“Penyesuaian ini harus terus dikembangkan. Mengacu pada konsep SPA (Surviving, Preparing, dan Actualizing) dalam menyambut post normal. pelaku industri harus memastikan strateginya semakin relevan dengan kehidupan pasca pandemi,” tambah Andria.

Dalam paparannya di acara Industry Roundtable Actualizing The Post Normal: Year 2021 & Beyond, Selasa (22/09/2020), Andria mendorong pelaku industri pelumas untuk mulai melakukan langkah adaptasi. Seperti mengatur ulang target dan strategi, optimalisasi telemarketing, melakukan launching produk secara virtual, menggelar pelatihan daring, adanya home delivery service, pemanfaatan aplikasi dan konten daring, dan pembatasan interaksi dengan pihak luar melalui penerapan protokol kesehatan.

Editor: Ramadhan Triwijanarko

Related