Pentingnya Mengenali Konsumen dalam Membangun Brand Engagement

marketeers article
Penting untuk mengenali konsumen sebelum membangun brand engagement (Sumber Ilustrasi: 123rf.com)

Konsumen Indonesia memiliki sifat brand switcher yang berarti mudah beralih dari satu brand ke brand lain. Bahkan, dua dari lima konsumen Indonesia cenderung tidak memperhatikan brand yang mereka gunakan atau ketika hendak membeli barang. Rendahnya loyalitas konsumen Indonesia ternyata dapat menjadi peluang bagi brand untuk menanamkan brand image dan membangun engagement dengan mereka.

“Rendahnya loyalitas konsumen ini menjadi kesempatan bagi brand dan pengiklan menanamkan kesadaran merek agar mencoba merek mereka,” ujar Florencia Eka, Country Manager The Trade Desk kepada Marketeers.

Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh The Trade Desk, terungkap bahwa hari belanja online atau festival belanja menjadi momen yang pas bagi suatu brand untuk membangung engagement dengan para konsumen. Dari hasil riset yang melibatkan 2.000 responden dari seluruh wilayah di Indonesia, 52% konsumen Indonesia tertarik untuk mengenal brand baru selama festival belanja online

Untuk memanfaatkan fenomena dan momen tersebut, brand dan pengiklan perlu untuk mulai membuat strategi kuat. Namun sebelum menyusun strategi tersebut, brand harus mengenali konsumen dan perilaku belanja yang kerap mereka lakukan. Di kanal online pembelanja dapat dibagi menjadi empat jenis, yakni pembelanja terencana, pembelanja impulsif, pembelanja lama (pelanggan setia) dan pembelanja netral.

Salah satu strategi yang tepat untuk mendekati seperti pembelanja yang impulsif adalah dengan melakukan brand recall agar mendorong pembelanja impulsif untuk mengingat kembali brand mereka. Berbeda dengan pembelanja impulsif, untuk menyasar para pembelanja terencana, brand perlu menjadi top of mind dengan membangun kesetiaan agar menjadi sebuah brand pertama yang selalu berada di benak konsumen. 

Sementara itu, untuk menyasar pembelanja lama atau pelanggan, brand perlu melampaui pemasaran dengan membangun ekuitas agar semakin loyal. Untuk menarik pembelanja yang netral, penting bagi para pengiklan untuk dapat mengubah tanggapan konsumen dan menang dari kompetitor, sehingga akhirnya calon konsumen dari pembelanja netral tertarik untuk menggunakan produk yang ditawarkan.

“Intinya, para pengiklan modern harus melakukan strategi yang fokus dan menyeluruh serta konsisten dalam meningkatkan kesadaran merek agar dapat mempertahankan konsumen. Brand harus mempersiapkan strategi sangat penting agar dapat menjangkau konsumen dengan beragam karakter dan perilaku belanja mereka,” tegas Florencia.

Artikel lengkap mengenai ‘Bangun Koneksi Bermakna’ ini pernah dimuat di Majalah Marketeers Edisi September 2021.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related